Peserta KPLA Ekspresikan Diri Dengan Cara Positif dan Kreatif

BANGKA, PERKARANEWS – Kemah Pemuda Lintas Agama (KPLA) edisi keempat Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pangkalpinang yang diadakan di Pondok Pesantren Daar El-Ihsan, Petaling masih terus berlanjut.

 

Pada hari kedua (Sabtu, 21/06) pelaksanaan kemah tersebut dimulai dengan ibadah salat subuh berjamaah bagi yang muslim, senam, outbound yang melatih kekompakan dan kebersamaan, materi memperkuat kesadaran berbangsa dan beragama dalam menangkal paham IRET dari Densus 88, sosialisasi 4 pilar kebangsaan dari Ir. Rudianto Tjen, lomba pidato, kreasi tenda, dan stand up comedy.

Bacaan Lainnya

Para peserta sangat antusias mengikuti semua rangkaian kegiatan. Lomba pidato diikuti sebanyak 17 peserta dengan berbagai tema yakni moderasi beragama, bahaya narkoba, solusi pemulihan ekonomi di Bangka Belitung, fenomena gangster atau Genk motor, dan pengaruh media sosial bagi tatanan kehidupan masyarakat.

 

Salah satu peserta lomba pidato, Farel asal SMA 1 Pangkalpinang, yang mengambil tema solusi pemulihan ekonomi di Bangka Belitung mengungkapkan bahwa sistem perekonomian di Bangka Belitung saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat menurun karena ekonomi yang melemah.

 

Ia menuturkan sistem perekonomian di Bangka Belitung melemah dikarenakan adanya oknum-oknum yang melakukan tindak pidana korupsi. Menurutnya korupsi dilakukan karena kurangnya moral dan pendidikan.

 

“Kita dapat berkaca dari Singapura, mereka negera kecil tapi memiliki sumber daya manusia yang bermoral dan berpendidikan. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah tapi hanya dikuasai oleh orang-orang yang berkuasa yang tidak bermoral. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini semoga kita menjadi anak-anak yang bermoral dan berpendidikan,” tuturnya.

Hj. Maria Susanti salah satu juri lomba pidato mengungkapkan lomba pidato ini bertujuan untuk mengasah mental para peserta agar berani tampil di depan umum serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam menyampaikan gagasan. Selain itu, lomba pidato juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta akan bahasa dan sastra.

 

“Ada banyak pelajaran dan hal positif yang bisa dipetik dari mengikuti lomba pidato ini. Lomba pidato ini bisa mengasah bakat, mengenali kemampuan, melatih kepercayaan diri hingga mengontrol emosi. Para peserta harus terus rajin mengasah kemampuannya. Ada 3 kriteria penilaian dalam lomba pidato yakni kesesuaian tema, retorika dan gaya mimik, serta penampilan secara keseluruhan,” ujarnya.

 

Sementara itu untuk lomba kreasi tenda dinilai dari keunikan, kerapian, dan kebersihan tenda. Para peserta terlihat sibuk membersihkan dan merapikan tendanya masing-masing.

Pada malam harinya dilanjutkan lomba stand up comedy. Dalam lomba tersebut para peserta diberikan waktu maksimal 5 menit dengan tema yang telah ditentukan oleh pihak juri. H. Delip Atmaja selaku juri dalam lomba tersebut mengungkapkan dari lomba stand up comedy tersebut diharapkan dapat menjadi platform bagi para peserta untuk mengekspresikan diri mereka dalam cara yang positif dan kreatif.

 

“Kami percaya bahwa melalui lomba ini, pelajar dapat menemukan cara baru untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri mereka, serta membangun keterampilan penting seperti berbicara di depan umum dan kreativitas,” ujarnya. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *