PN.COM-PANGKALPINANG,Kondisi penduduk pulau Bangka setelah berkecamuknya perang Bangka yang dipimpin Depati Amir, sangat mengkhawatirkan. Di samping kekurangan bahan pangan, garam dan obat-obatan, berbagai macam penyakit seperti demam, disentri dan cacar air serta kolera melanda penduduk.
Untuk mengatasi berbagai macam penyakit tersebut, berdasarkan Algemeen Verslag Der Residentie Banka Over Het Jaar 1851, Bundel Bangka No. 42, dilakukan pengobatan dan vaksinasi dengan baik oleh seorang petugas vaksin pribumi yang sejauh ini ditempatkan di ibukota.
Dalam laporan residen Bangka, Tanggal 10 Januari 1852 Nomor 131, dokter sipil diminta untuk menyebarkan cara kerja ini ke daerah sekitarnya.
Dengan kedatangan saya (residen) kemarin (inspeksi), diketahui bahan vaksin cacar itu sudah usang. Saya telah meminta bahan baru dari Palembang dan juga menyampaikan kepada perwira kesehatan di Toboali agar segera menarik vaksin usang. Dalam surat saya Tanggal 3 Mei 1851 Nomor 2465, kepada pemerintah diminta sejumlah besar dana karena jumlah yang tersedia f 280 terlalu sedikit, sehingga perlu dianggarkan setiap tahun, agar anggaran kesehatan untuk penduduk cukup memadai.
Toboali pada masa setelah perang yang dipimpin oleh Depati Amir juga dijadikan sebagai tempat untuk penahanan orang rantai dan orang buangan serta rumah sakit militer yang menangani pasien sampai ke distrik Koba, sedikitnya sebanyak 22 orang dari 146 orang narapidana pemerintah yang dirantai ditempatkan di Toboali dan para narapidana dipekerjakan untuk mengerjakan proyek militer yang ada di distrik Toboali.
Proyek militer yang dikerjakan adalah Benteng Toboali.#bankanese history, 14042021.
*) Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung Penerima Anugerah Kebudayaan
Keterangan Gambar dari sumber : rijksmuseum.
- PatiĆ«nten, Europese geneesheer dr. Djawa en assistent poserend voor een ziekenhuis te Soengeiliat, anonymous, c. 1900 – c. 1920 (Pasien, dokter Eropa, dokter Djawa dan asistennya berpose di depan rumah sakit di Soengeiliat, tanpa nama, c. 1900 – c. 1920)
- PatiĆ«nten poserend voor een ziekenhuis te Pangkalpinang, anonymous, c. 1900 – c. 1920 (Pasien berpose di depan rumah sakit di Pangkalpinang, tanpa nama, c. 1900 – c. 1920)
Penulis Dato’ Akhmad Elvian, DPMP