PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM– Dunia pertambangan timah di Bangka Belitung (Babel) kembali menjadi sorotan. Setelah kasus korupsi timah senilai Rp271 triliun yang masih bergulir, kini muncul dugaan baru yang tak kalah menghebohkan.
Dua srikandi DPRD Babel, Rina Tarol dan Elvi Diana, mengungkap adanya oknum anggota dewan, penjabat, dan oligarki yang diduga terlibat dalam praktik ilegal pertambangan timah di Babel. Elvi Diana bahkan secara tegas menyebutkan,
“Tapi sekarang di zaman now, yang suka ilegal malah oknum anggota dewan, penjabat tinggi, sampai oligarki.” ungkapnya
Namun, di tengah ramainya isu ini, Wakil Ketua DPRD Babel, Beliadi, justru membuat pernyataan kontroversial. Usai dipanggil oleh adik kandung Presiden Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, terkait pembangunan pabrik hilirisasi di Batam oleh PT BTS, Beliadi terkesan membela dan membenarkan tindakan oknum partainya.
Pernyataan Beliadi ini terkait dengan polemik pendirian smelter hilirisasi timah di Batam. Hashim Djojohadikusumo, yang juga memiliki bisnis pertambangan timah di Babel melalui PT MSP, merasa banyak disalahpahami terkait pabriknya di Batam.
Ia pun mengundang Beliadi untuk menjelaskan duduk perkaranya.
Beliadi menjelaskan bahwa Hashim sebenarnya ingin membangun pabrik hilirisasi timah di Babel sejak 4 tahun lalu.
Namun, terkendala oleh minimnya kawasan industri, pelabuhan, listrik, dan infrastruktur yang memadai di Babel. Karena kebutuhan pasar yang mendesak, Hashim akhirnya memilih Batam sebagai lokasi pabriknya.
“Di Batam itu infrastrukturnya semuanya lengkap. Dari pelabuhannya, kawasan industrinya, listrik, dan infrastruktur lain sudah lengkap,” ujar Beliadi.
Ia juga menambahkan bahwa pabrik di Batam akan membeli bahan baku balok timah dari smelter di Kepulauan Riau, bukan dari Babel.
Pernyataan Beliadi ini sontak menuai kritik pedas dari tokoh masyarakat Babel. Saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan DPRD Babel, tokoh pejuang Babel, Agus Adaw, mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya.
“Sedih dan luka rasa hati ini, melihat anggota DPRD Babel berbuat seperti itu. Dimana mau meletakkan harga diri provinsi yang kami cintai ini,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Jumat,(31/1) diruang Bamus DPRD Babel
Agus juga menyoroti kasus korupsi timah 271 triliun yang belum selesai, dan kini muncul lagi lima smelter di Babel yang akan disita oleh Kejaksaan Agung.
“Mau dibawa kemana Babel ini, sekarang pabrik hilirisasi pun dibangun di Batam. Nek jadi apa Provinsi Babel ne,” tanyanya dengan nada geram.(Yuko)
Very good information. Lucky me I found your website by
chance (stumbleupon). I have book marked it for later!