PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM– Gemuruh semangat membangkitkan potensi wisata tersembunyi di Kota Pangkalpinang! Kelompok Desa Wisata Tua Tunu Raya siap menggelar “FESTIVAL SUNGAI TUA TUNU KOTA. Kamis,(8/9) PANGKALPINANG” yang akan menjadi tonggak sejarah pengembangan destinasi wisata baru berbasis sumber daya alam dan jejak peradaban kuno.
Berlokasi di Kelurahan Tua Tunu, Kecamatan Gerunggang, festival yang akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 31 Mei dan 1 Juni 2025, ini menjanjikan kemeriahan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Beragam perlombaan unik telah disiapkan untuk menyemarakkan acara, di antaranya lomba mancing, melukis, menulis cerita, hingga yang paling menarik: mencari benda purbakala.
Ketua Kelompok Desa Wisata Tua Tunu Raya, Nur Aisyah, mengungkapkan bahwa gagasan pengembangan wisata ini berawal dari potensi Pemandian Tua yang dikenal dengan nama AIK MANDIK AYKO.
Lebih dari sekadar pemandian alami, lokasi ini menyimpan kejutan bersejarah berupa penemuan Batu Pipisan yang diduga kuat merupakan objek cagar budaya peninggalan kerajaan atau zaman purba. Batu Andesit yang lazim digunakan pada masa lampau ini menjadi temuan pertama di Kota Pangkalpinang.
“Penemuan Batu Pipisan di Aik Mandik AYKO ini adalah yang pertama kalinya di kota kita. Kami meyakini ini bisa menjadi kunci untuk mengungkap peradaban manusia purba yang pernah mendiami kawasan ini, bahkan mungkin sebuah perkampungan tua di mana transportasi utama kala itu adalah kapal, perahu, dan sampan,” jelas Nur Aisyah penuh antusias.
Viralnya kabar penemuan batu yang diperkirakan berfungsi sebagai alat pengiling obat dan bumbu masak ini di berbagai media massa sontak memicu reaksi publik. Dorongan kuat agar lokasi Aik Mandik AYKO diajukan sebagai cagar budaya peradaban purba semakin menguat, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan kawasan yang kini dikenal sebagai Kebun Raya Tua Tunu.
“Para tokoh penggiat sejarah dan budaya pun berbondong-bondong mendatangi lokasi penemuan untuk memverifikasi keaslian Batu Pipisan yang ditemukan di dalam tanah kolam Aik Mandik AYKO.
Tim Cagar Budaya Kota Pangkalpinang, di bawah pimpinan Ratna Purnamasari yang akrab disapa Bunda Tudung Saji, segera bergerak cepat. Mereka melakukan pengecekan dan pengukuran terhadap artefak bersejarah tersebut. Hasilnya cukup mengejutkan, karena Batu Pipisan ini memiliki kemiripan dengan penemuan serupa di lahan gambut bekas terbakar di Kabupaten OKI,”paparnya
Tak hanya itu, peneliti Korpus Mapur, Tengku Syaid Deky, turut ambil bagian dalam upaya mengungkap misteri peradaban Tua Tunu. Beliau mengambil sampel berupa batang kayu yang menyerupai setengah perahu, yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun, serta beberapa sampel tanah dari lokasi penemuan untuk diuji di laboratorium Bandung.
“Lebih jauh lagi, Kelompok Desa Wisata Tua Tunu Raya telah menyusun Road Map Rute Wisata Edukasi, Sejarah, dan Kebudayaan. Rute ini direncanakan akan melibatkan sinergi antara pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat sekitar. Potensi wisata di Kelurahan Tua Tunu sebenarnya telah lama terbentuk secara alami, terutama di kawasan Kebun Raya yang di dalamnya terdapat Hutan Kota milik Dinas Lingkungan Hidup dan Masjid Kayu Tua Tunu,”papar Nur Aisyah
Kini, dengan ditemukannya Batu Pipisan di Aik Mandik AYKO yang menyimpan jejak sejarah masa lampau serta menawarkan panorama alam yang memukau, ditambah dengan aliran Sungai Tua Tunu yang membentang luas dan potensi untuk camping atau glamping, kawasan ini diyakini akan menjadi daya tarik wisata yang unik dan edukatif.
“Festival Sungai Tua Tunu diharapkan menjadi langkah awal yang gemilang dalam mewujudkan mimpi tersebut,”pungkasnya.(Yuko)