PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM- – Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjadi saksi bisu komitmen Indonesia dalam menghentikan polusi plastik. Bertempat di Taman Dealova Pangkalpinang pada Kamis (5/6), acara bergengsi ini dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, pegiat lingkungan, hingga masyarakat, dengan mengusung tema “Hentikan Polusi Plastik”. Sebuah seruan moral dan aksi kolektif yang tak bisa lagi ditunda.
Sorotan utama pada peringatan ini adalah pidato Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Hanif Faisal Nurrofiq, yang dibacakan langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Mie Go. Dalam pidatonya, Mie Go dengan tegas menyampaikan bahwa momen ini bukan sekadar seremoni belaka.
“Ini adalah panggilan moral, seruan aksi kolektif, dan momentum penyadaran,” ujar Mie Go, mengutip pesan Menteri Hanif.
Ia menambahkan, tema “Hentikan Polusi Plastik” sendiri merupakan jawaban atas tantangan utama planet ini, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.
“Ketiganya saling berkaitan dan merupakan simbol sekaligus akibat dari cara hidup yang tak berkelanjutan,” tegasnya.
Data dari UNEP (Drowning in Plastics, 2021) menunjukkan angka yang mencengangkan: produksi plastik global mencapai 400 juta ton setiap tahunnya, dan kurang dari 10% berhasil didaur ulang. Di Indonesia, menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada tahun 2023 total timbulan sampah mencapai 56,8 juta ton. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 10,8 juta ton atau sekitar 20% yang berhasil diolah. Sisanya? Mengalir ke TPA open dumping, dibakar terbuka, atau bahkan mencemari lingkungan.
Yang lebih miris, tanpa upaya serius, pada tahun 2028 seluruh TPA di Indonesia diproyeksikan tak akan mampu lagi menampung sampah. Dampak polusi plastik pun tak main-main: ekosistem laut rusak parah, biota terancam punah, biaya pengelolaan meningkat drastis, hingga destinasi pariwisata yang tercemar. Bahkan, mikroplastik kini ditemukan dalam air minum, garam, hingga tubuh manusia! Ini adalah ancaman nyata bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup kita.
Pemerintah Indonesia, melalui Bapak Presiden, menegaskan target ambisius: 100% pengelolaan sampah pada tahun 2029, sejalan dengan RPJMN 2020-2024. Pendekatan “hulu dan hilir” akan diterapkan untuk mencapai tujuan ini.
Di sisi hilir, langkah-langkah yang akan diambil meliputi:
* Melarang TPA open dumping secara bertahap, sebuah keputusan yang akan mengubah wajah pengelolaan sampah di Indonesia.
* Meningkatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan insentif bagi daerah untuk mendukung upaya pengelolaan sampah.
* Membangun infrastruktur pengelolaan di 33 kota besar, termasuk kemungkinan di Pangkalpinang.
* Memperkuat skema Extended Producer Responsibility (EPR) bagi produsen, memaksa mereka bertanggung jawab atas produk plastiknya.
Sementara di sisi hulu, pemerintah akan melakukan gebrakan:
* Melarang impor scrap plastik (Permendag 2024) – Ini jelas sinyal keras bagi para importir!
* Mendorong pembatasan plastik sekali pakai melalui perda-perda daerah, yang akan berdampak langsung pada kebiasaan konsumsi masyarakat.
* Menggalakkan edukasi publik dan ekonomi sirkular untuk menumbuhkan kesadaran.
Dalam pidatonya yang dibacakan oleh Sekda Mei Go, pesan Menteri Lingkungan Hidup juga menyerukan kepada generasi muda, Gen-Z dan Gen-Alpha, untuk menjadi agen perubahan.
“Kalian adalah agen perubahan. Jadilah pelopor gaya hidup minim plastik,” tegasnya.
Pesan ini diperkuat dengan ajakan praktis: membawa botol minum sendiri, menolak sedotan plastik, menggunakan tas belanja sendiri, memilih produk lokal yang berkelanjutan, aktif dalam komunitas peduli sampah, dan mengedukasi lingkungan melalui media sosial. Ini adalah panggilan untuk revolusi gaya hidup.
Penghargaan Kalpataru 2025 Menanti Pejuang Lingkungan di Seluruh Negeri!
Menteri Hanif, melalui Sekda Mei Go, juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para Penerima Penghargaan Kalpataru 2025. “Kalian semua adalah teladan hidup, saksi dari dedikasi, konsistensi, dan keberanian dalam menjaga bumi,” pujinya.
Hari ini adalah panggilan – bukan hanya untuk sadar, tapi untuk bertindak! Setiap langkah kecil, mulai dari memilah sampah, menolak plastik sekali pakai, hingga memilih produk ramah lingkungan, akan menciptakan gelombang perubahan besar. Bumi tidak membutuhkan kita, kitalah yang membutuhkan bumi.(Yuko)
Some truly excellent articles on this site, thankyou for contribution.