PANGKALPINANG,PERKARANEWS.Com– Kompleks makam Kerkhof di Jalan Hormen Maddati, Pangkalpinang, menyimpan lebih dari seratus makam peninggalan Belanda dan Jepang. Namun, di antara deretan nisan yang sebagian besar mulai dimanfaatkan sejak kepindahan ibu kota Keresidenan Bangka en Onderh. ke Pangkalpinang pada 3 September 1913, terselip sebuah makam yang begitu unik dan bersejarah.
Dato’ Akhmad Elvian DPMP, seorang sejarawan dan budayawan penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia, baru-baru ini mengungkap keunikan makam ini. “Dari sekitar 100 lebih makam Belanda dan Jepang di Kerkhof Pangkalpinang, terdapat satu makam yang unik dan cukup tua,” ujarnya.
Makam Irene Mathilde Ehrencron, itulah nama yang terukir. Makam ini menarik perhatian karena ukurannya yang relatif besar dan dilengkapi penutup. Pada jirat makam, tertera tulisan dalam bahasa Belanda: “Hier Rust Vrouwe Irene Mathilde Ehrencron gehefde echtgenoote van L.L.H.R. Scipio Blume, Geb. 28 Januari 1883, Overl. 10 Maart 1928”. Di bagian bawah jirat, tertulis pula: “rust zacht lieve doode!”.
Terjemahan bebasnya adalah: “Di Sini Bersemayam Lady Irene Mathilde Ehrencron, meninggalnya istri dari L.L.H.R. Scipio Blume, Lahir 28 Januari 1883, Meninggal 10 Maret 1928.” Dan kalimat penutup yang menyentuh: “beristirahatlah dengan tenang almarhumah!”
Rasa ingin tahu mengenai sosok L.L.H.R. Scipio Blume, suami dari Irene Mathilde Ehrencron, membawa kita pada penemuan menarik. Melalui penelusuran arsip surat-menyurat, terungkap bahwa Lodewijk Leonardus Hubertus Richard Scipio Blume adalah seorang notaris terkenal pada masanya, khususnya di Pangkalpinang.
Ia dikenal aktif pada masa pemerintahan Residen Fraser, JJ. (1923-1925 Masehi) dan Residen J.E. Edie (17 Mei 1925 – 3 Mei 1928). Di hadapan Notaris L.L.H.R. Scipio Blume inilah berdiri NV. MEBY (Maatschappij tot Exploitatie van Bioscopen en Ys fabrieken) dengan akta notaris No. 11 tanggal 24 Januari 1924 (LN No. 44 tanggal 28 Maret 1924).
Pendirian NV. MEBY ini melibatkan sejumlah pesero terkemuka, antara lain Oen Kheng Boe (1870-1934 Masehi) dengan 20 helai saham, Oen Goan Hoei (1892-1932 Masehi) dengan 40 helai saham, Lay Djit Siong (1886-1963 Masehi) dengan 40 helai saham, dan Tan Eng Siang (1897-1942 Masehi) dengan 20 helai saham.
NV. MEBY bukan sekadar perusahaan biasa. Mereka adalah motor di balik pembangunan dan pengelolaan beberapa bioskop ikonik di Pangkalpinang, seperti Bioskop Surya (Aurora), Bioskop Garuda, dan Bioskop Banteng (Hebe). Tak hanya itu, NV. MEBY juga mengoperasikan pabrik es di Kacang Pedang dan Restoran Kutub Utara (Noordpool) yang strategis berlokasi antara Bioskop Surya dan Pasar Mambo. Jangkauan bisnis mereka bahkan meluas ke kota-kota lain di Pulau Bangka, termasuk Muntok, Belinyu, dan Toboali.
Lebih jauh, data sejarah juga mencatat bahwa pembangunan Kerkeraad Der Protestansche Gemeente to Pangkalpinang pada tahun 1927, yang kini dikenal sebagai GPIB Maranatha Pangkalpinang, dibangun di atas lahan dengan akta yang dibuat oleh Notaris L.L.H.R. Scipio Blume.
Penemuan makam Irene Mathilde Ehrencron dan sosok suaminya, Notaris L.L.H.R. Scipio Blume, tidak hanya menambah khazanah sejarah Pangkalpinang tetapi juga memperkaya narasi tentang jejak kolonial dan perkembangan kota ini di masa lalu.(Yuko)