Toponimi Tamansari dan Kecamatan Tamansari. Jejak Sejarah dan Nasionalisme di Pangkalpinang

Dato’ Akhmad Elvian DPMP, sejarawan dan budayawan penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Nama Tamansari kini akrab di telinga masyarakat Pangkalpinang sebagai sebuah kecamatan dan toponimi penting. Namun, tahukah Anda bahwa di balik nama tersebut tersimpan jejak sejarah panjang yang dimulai dari era kolonial hingga semangat nasionalisme kemerdekaan Indonesia? Sebuah tinjauan mendalam mengungkap kisah di balik perubahan nama dan makna yang terkandung di dalamnya.

Jauh sebelum dikenal sebagai Tamansari, lokasi ini awalnya bernama Wilhelmina Park. Diresmikan oleh Van Den Benzenhorn pada tanggal 3 September 1913, Wilhelmina Park berfungsi sebagai fasilitas pendukung rumah Residen. Area ini dirancang sebagai taman, konservasi tanaman, tempat berolahraga ringan, dan tempat bersantai, menunjukkan desain yang modern dan tertata rapi untuk kebutuhan publik pada masanya.

Perubahan nama dari Wilhelmina Park menjadi Tamansari tak lepas dari momen bersejarah Kemerdekaan Republik Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945, di tengah kegembiraan dan suka cita, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat penting tentang perjuangan. “MERDEKA” sebagai “Salam Nasional” berkumandang, dan masyarakat Bangka Belitung menyambutnya dengan antusias.

Bacaan Lainnya

Perubahan nama Wilhelmina Park menjadi Tamansari memiliki kaitan erat dengan pidato proklamator Bung Karno, tepatnya pidato Lahirnya Pancasila. Dalam pidato tersebut, Bung Karno menyerukan pentingnya “persatuan antarbangsa-bangsa” atau “persatuan kebangsaan-bangsa”. Inspirasi ini, yang kemudian melahirkan gagasan “kekeluargaan bangsa-bangsa” dan “kebangsaan Indonesia” sebagai bagian dari revolusi besar internasional, menjadi landasan perubahan nama toponimi ini.

Tak hanya Wilhelmina Park, nama Tamansari juga diterapkan pada toponimi lain yang signifikan di kota-kota di pulau Bangka, khususnya di Pangkalpinang, sebagai wujud penamaan dan toponimi yang menunjukkan nasionalisme dan patriotisme. Pengubahan nama ini dilakukan dengan alasan kuat yang menyatukan prinsip penegakan kedaulatan negara, sebagaimana terlihat di Yogyakarta dan Bangka pada periode 27 Desember 1944 hingga 6 Juli 1949.

Kini, Tamansari tidak hanya sekadar nama sebuah kecamatan, tetapi juga menjadi simbol yang merepresentasikan perjalanan panjang sejarah dan semangat nasionalisme di Pangkalpinang. Dari taman kolonial hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota yang merayakan kemerdekaan, Tamansari adalah bukti nyata bagaimana sebuah nama dapat merekam jejak peradaban dan perjuangan sebuah bangsa.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *