TOPONIMI KAMPUNG TERAK: Jejak Emas di Balik Asal Usul Nama “Terak” dan Sejarah Pengasingan Yahudi

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Jauh sebelum hiruk pikuk modern menyelimuti Pulau Bangka, tersimpan kisah-kisah lampau yang membentuk identitas sebuah wilayah. Salah satunya adalah Kampung Terak, sebuah desa di wilayah Distrik Pangkalpinang, yang namanya menyimpan misteri dan jejak sejarah yang tak banyak diketahui publik.

Benarkah ada kaitan antara nama “Terak” dengan sisa pembakaran atau peleburan logam timah? Dan bagaimana hubungannya dengan pengasingan Yahudi di Pulau Bangka?

Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, seorang sejarawan dan budayawan terkemuka penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia, menyoroti hal ini dalam sebuah tulisan berjudul “Toponimi Kampung Terak”. Menurut Dato’ Elvian, Terak adalah salah satu kampung di wilayah Distrik Pangkalpinang, yang pada masa Inggris (tahun 1812-1816) tertulis dalam Map of the Island of Bangka dan Summary Report Gubernur Thomas Horsfield.

Nama “Terak” sendiri, menurut Dato’ Elvian, berasal dari “sisa pembakaran atau peleburan logam Timah”. Ini adalah petunjuk kuat bahwa Kampung Terak dulunya merupakan pusat aktivitas penambangan timah yang signifikan.

Bacaan Lainnya

Sungai Bangka, yang merupakan jalur distribusi dan transportasi pengangkutan timah ke Distrik Pangkal Pinang, melewati Kampung Terak. Ini menunjukkan betapa strategisnya posisi Terak dalam rantai produksi timah di masa lalu.

Menariknya, ada pula tambang timah yang dikelola oleh bangsa Cina yang banyak meninggalkan Terak (sisa hasil pembakaran) di wilayah tersebut. Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa aktivitas peleburan timah telah berlangsung sangat lama dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, bahkan hingga menjadi nama sebuah kampung.
Salah satu informasi paling mengejutkan yang disajikan dalam teks adalah adanya indikasi tentang keberadaan masyarakat Yahudi di Pulau Bangka. Gambar ilustrasi “Tempat Peleburan Timah dengan Menggunakan Tungku Cina yang Banyak Menyisakan Terak” yang diambil dari Buku Schilderungen aus Hollandisch-Ostinden, Frans Epp 1841, menjadi bukti visual yang penting.

Meskipun teks tidak secara eksplisit menjelaskan hubungan langsung antara Yahudi dan Terak, adanya keterangan “Jewish Burnt Offerings” pada keterangan gambar mengisyaratkan kemungkinan narasi yang lebih luas mengenai keberadaan atau bahkan pengasingan komunitas Yahudi di Bangka pada masa lampau, yang entah bagaimana, mungkin terkait dengan aktivitas penambangan atau perdagangan timah.

Dato’ Elvian juga memaparkan tentang dinamika sosial di sekitar Pakuk, tempat residen Inggris memiliki beberapa ratu keluarga. Pada masa itu, penduduk Bangka sering kali melarikan diri ke hutan akibat ketakutan dan kelaparan, berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Ini menunjukkan betapa kerasnya kehidupan di Bangka pada periode tersebut.

Kini, Kampung Terak mungkin telah bertransformasi, namun namanya tetap menjadi pengingat akan sejarah panjangnya sebagai pusat aktivitas timah. Memahami toponimi, seperti kasus “Terak”, bukan sekadar mengetahui asal-usul nama, tetapi juga menggali lapisan-lapisan sejarah, ekonomi, dan sosial yang membentuk sebuah komunitas.

Kisah tentang Terak dan jejak-jejak masa lalu yang terukir di sana, termasuk kemungkinan adanya kaitan dengan narasi pengasingan Yahudi, adalah pengingat bahwa Pulau Bangka memiliki kekayaan sejarah yang patut digali lebih dalam.

Sebuah permata tersembunyi yang menunggu untuk diungkap, agar generasi mendatang dapat belajar dan menghargai warisan leluhur mereka.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *