PANGKALPINANG,Perkaranews.com-Musyawarah dan silaturahmi tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, dan ketua Majelis ulama indonesia Bangka Belitung dimomentum bulan suci ramadhan 1444 H. Bersepakat untuk menamakan masjid yang akan dibangun di depan Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik dengan nama “Masjid H. Romawi Latif”. Senin,(27/3) Pondok Rumbiak Bukit Tani Pangkalpinang
Dalam kesempatan malam 5 Ramadhan 1444 H. Para sesepuhsenior danpara datu-datu serta pemuda berkumpul dalam rangka pembahasan cita-cita serta menghargai jasa perjuangan dari H. Romawi Latif, menurut saksi dan pelaku sejarah yang ada di Babel lahan yang dibangun IAIN Syaikh Abdurrahman Sidik adalah hibah wakaf dari Almarhum H. Romawi Latif seluas 24 hektar
Mendengar cerita dari berbagi sumber yang hadir memaparkan satu persatu kisah perjuangan daripada H. Romawi Latif ini. Sultan Istana Jering Dato Sardi yang juga menulis buku perjuangan dari pada H. Romawi Latif menegaskan kehebatan dari Romawi Latif pada saat menjadi seketaris dari bapak proklamasi Sukarno dan M. Hatta
“Saya mendengar langsung dari teman-teman perjuangan beliau (Romawi Latif,red) dan menulis bahwa Romawi Latip terpilh dari sekian banyak seketaris saat itu nama Romawi Latif yang terpilih dan satu-satunya yang memenuhi kreteria sebagai seketaris sesuai permintaan dari M. Hatta. Syaratnya selain pintar harus taat beribadah, ungkapnya
Tidak hanya itu saja Dato pangeran Sardi juga mengatakan dan dirinya sendiri yang mengatakanya bahwa ketika mengetik isi perjanjian Roem Royen. Presiden pertama Sukarno menyebutkan seharusnya perjanjian ini 3R
“Romawi Latif, seharusnya perjanjian ini diberinama Roem Royen dan Romawi. Jadi 3R,”sebutnya
Dari tokoh pemuda sekaligus penulis dan juga orang asli Mendo Barat Kecamatan Petaling Bangka, Ahmadi Sopian nenuturkan bahwa sebagai generasi muda, yang sangat mengahargai jasa-jasa para pejuang dan buka sebarangan orang.
“H. Romawi Latif adalah pejuang tiga generasi. Jaman perjuangan, jaman kemerdekaan dan jaman terbentuknya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jadi nama Masjid H. Romawi Latif itu harus disematkan pada masjid yang akan dibangun dilahan wakaf dari H. Romawi Latif. Itu layak untuk kita perjuangkan,”tegas Atok Kulop
Ketua MUI Babel Zayadi menjelaskan seperti apa cerita perjuangan untuk mendirikan masjid Romawi Latif ini ketika dirinya masih menjabat sebagi Rekto IAIN Syaikh Abudrrahman Sidik mendapatkan informasi ada tanah atau lahan kabarnya mau didepan IAIN. Dirinya bergegas menemui keluarga dari H. Romawi Latif untuk menanyakan apakah benar lahan tersebut mau diwakafkan
“Sudah dapat persetujuan dari keluarga, saya bertemu langsung dengan Gubernur Babel saat Erzaldi Rosman Djohan dan saat itu Pemprov Babel siap membantu sebesar 10 milyar, tapi sayang akibat Recopusing Covid 19 selama dua tahun jadi batal dibangun saat itu,”kata mantan Rekor IAIN Syaihk Abdurrahman Sidik
Zayadi juga menuturkan dan membenarkan setelah peninggalan dirinya dari Rektor IAIN. Sempat mendengar dari dalam kampus bahwa nama H. Romawi Latif itu tidak ada lagi atau hilang, digantikan nama oleh salah satu orang dalam IAIN
“Saya dapat informasi salah satu Dosen dari dalam IAIN (Masmuni,Red) ini yang merubah nama Masjid tersebut diganti dengan nama lain. Jadi saya tegaskan tidak ada pembatalan pembangunan masjid tapi namanya buka H. Romawi Latif diganti nama lain,”pungkasnya. (Yuko)