PANGKALPINANG,Perkaranews.com-Acara Ngobrol Santai bareng Badan Pimpinan Daerah Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Bangka Belitung (BPD PHRI Babel) terungkap bahwa pemerintah provinsi Babel tidak serius mengelola dunia pariwisata Babel dan kebudayannya seperti “Mencadin”. Selasa,(20/12)
Hal ini terungkap saat ketua BPD PHRI Babel Bambang Patijaya, Ahmadi Sopian (Atok Kulop) dan Taufik (Pimpred Bangka pos) menjadi narasumber dalam acara Ngobrol santai bersama pengurus PHRI Babel yang dilaksanakan di Bang Jo Cafe dan Resto Pangkalpinang
Menurut Bambang Patijaya saat ini pemprov babel tidak serius dalam mengelola dunia pariwisata. Ini dilihat dengan digabungnya dinas pariwisata dengan dinas pemuda dan olahraga
“Saya menilai Gubernur Babel yang lama tidak serius mengembangkan pariwisata yang ada di Babel. Ini terbukti dengan digabungnya dua dinas menjadi satu,”ungkap Anggota DPR RI Dapil Babel
Tidak hanya itu saja BPJ juga menegaskan saat ini anggaran dinas pariwisata tidak sampai satu milyar rupiah, kalau seperti ini mau jadi apa dunia pariwisata babel
“Paska tambang, kita berharap akan tumbuh sektor ekonomi baru. Pariwisata dan pertanian akan menjadi sektor unggulan di Babel,”harapnya
Berbeda dengan Atok Kulop dalam dunia pariwisata di Babel dirinya punya satu kesan buruk karena tamu yang datang ke Bangka tidak mendapatkan pelayanan yang bagus dan baik
“Budaya dan pariwisata di Babel masih sebatas serimonial saja karena tidak melekat dalam kehidupan di masyarakat kita. Kita ambil contoh Bali, bagaimana masyarakat sangat menjujung tinggi kultur kebudayaan mereka kalau lihat kain hitam putih seperti papan catur pasti kita sebut kain bali,”sebutnya
Atok kulop berharap kepada pemerintah prov babel bagaimana menjadikan pariwisata ini bukan hanya sekedar serimonial saja
“Dalam hal pelayanan di hotel dan restoran, saat ini masih sangat kurang dan SDM kita dalam dunia pariwisata masih jauh dari kata baik. Apakah orang bangka bukan tipe pelayan atau melayani,”tegasnya
Dia juga sangat menyesali sebagai orang bangka karena sangat susah untuk pelayani. Mungkin pengusaha hotel dan restoran pasti merasakan bagaimana susahnya mendidik orang bangka karena berpikir “ku dak makan kek ka, kajin ka berduit”
“Saya yakin pelaku usaha hoter/restoran dan pemerintah mendidik orang bangka sangat susah. Saya tidak marah jika ada yang menyebut adap dan istiadat serta tata kramah orang bangka sangat kurang,”katanya
Saat ini pelaku usaha hotel/restoran dan budayawan di babel belum ada agenda atau festival yang berskala nasional dan internasional, padahal babel punya sesuatu yang hebat dan tidak ada didaerah lain yaitu Bhika Tungal Ika bagaimana ini bisa kita buat satu agenda menjadi sebuah karnaval tentang sejarah Babel zaman dahulu hingga saat ini
“Pariwisata di Babel masih setengah hati, kalau setengah-setengah maka hasilnya tidak akan memuaskan jadi poinya pariwisata dan budaya di Bangka seperti “Mencadin”,”tutup Atok Kulop.(Yuko)