TOPONIMI KAMPUNG BUKIT (UNDERDISTRIK BOEKIT): Menguak Sejarah Populasi Multietnis dan Morfologi Unik Pangkalpinang Tempo Dulu

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM-Di tengah hiruk pikuk modern Pangkalpinang, nama “Kampung Bukit” mungkin terdengar biasa saja. Namun, di balik penyebutan ini, tersimpan narasi sejarah yang kaya tentang komposisi demografi multietnis dan topografi unik yang membentuk wilayah tersebut. Lebih dari sekadar nama, “Kampung Bukit” adalah cerminan dari dinamika populasi dan bentang alam yang tak banyak diketahui publik.

Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, seorang sejarawan dan budayawan terkemuka penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia, membedah asal-usul toponimi “Kampung Bukit” atau yang pada masa Hindia Belanda dikenal sebagai “Underdistrik Boekit”. Merujuk pada tabel statistik Franz Epp dalam bukunya Schilderungen aus Hollandisch-Ostinden, Heidelberg, J.C.B. Mohr, 1852, Dato’ Elvian menjelaskan kondisi penduduk Distrik Pangkalpinang pada tahun 1848.

Menurut data statistik tersebut, kondisi penduduk Distrik Pangkalpinang pada tahun 1848 menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki populasi sekitar 16,23 persen dari total penduduk Pulau Bangka (41.246 jiwa). Ini menandakan Pangkalpinang sebagai salah satu pusat populasi yang signifikan pada masa itu.

Komposisi penduduknya pun sangat menarik.
* Bangkaresen (pribumi Bangka) berjumlah 4.576 jiwa.
* Melajen (Melayu) berjumlah 251 jiwa.
* Chinezen (China) berjumlah 1.867 jiwa.

Bacaan Lainnya

Jumlah total penduduk Pangkalpinang saat itu mencapai 105 kampung. Data ini menunjukkan betapa beragamnya etnis yang mendiami Pangkalpinang sejak abad ke-19, menjadikannya kota multikultural jauh sebelum masa modern.

Beberapa underdistrik di bawah Pangkalpinang turut menjadi bagian penting dari peta demografi ini. Underdistrik Pangkalpinang sendiri memiliki jumlah penduduk 2.068 jiwa. Di bawahnya, terdapat.

* Underdistrik Boekit dengan jumlah penduduk 994 jiwa.
* Underdistrik Mundotimur dengan jumlah penduduk 766 jiwa.
* Underdistrik Mundotimur dengan jumlah penduduk 1.344 jiwa.
* Underdistrik Panagan dengan jumlah penduduk 479 jiwa.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa Underdistrik Boekit, atau kini dikenal sebagai Kampung Bukit, merupakan salah satu wilayah yang cukup padat penduduk pada zamannya.

Menurut Dato’ Elvian, toponimi “Underdistrik Bukit” dan “Kampung Bukit” Pangkalpinang berasal dari nama spesifik Bukit.

“Bukit berarti bentang alam yang memiliki permukaan tanah lebih tinggi dari sekitarnya, tetapi lebih rendah dan kurang menonjol dibandingkan dengan gunung,” jelasnya.

Secara morfologi, bukit sering memiliki puncak yang jelas dan termasuk dalam kategori bentuk lahan lereng. Hal ini mengindikasikan bahwa Kampung Bukit memang terletak di area yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya, sesuai dengan namanya.

Uniknya, di bawah underdistrik dan kampung Bukit ini terdapat beragam nama kampung yang tetap mempertahankan nama spesifik Bukit. Contohnya seperti Bukitlama, Bukitbaru, Bukitsari, Bukittani, dan Bukitnyato.

Ini menunjukkan bagaimana fitur geografis “bukit” menjadi penanda penting dalam penamaan wilayah dan identitas lokal.
Dengan demikian, “Kampung Bukit” bukanlah sekadar nama biasa.

Ia adalah cerminan dari sejarah demografi yang kaya dengan perpaduan etnis, serta karakteristik geografis yang unik, yang semuanya membentuk identitas Pangkalpinang hingga hari ini. Sebuah nama yang menyimpan banyak cerita di balik bentang alam yang meninggi.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar