Ekspedisi Hindia Belanda Ungkap Peran Penting Kuto Panji dalam Sejarah Pertambangan Timah Bangka


Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, Sejarawan dan Budayawan Terkemuka Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia


BANGKA,PERKARANEWS.COM– Sejarah Pulau Bangka kembali mencuat ke permukaan dengan ditemukannya data ekspedisi Hindia Belanda yang mengungkap keberadaan Benteng Kuto Panji di Kabupaten Bangka. Benteng ini, yang dulunya merupakan pusat pertahanan dan permukiman kuno, menyimpan kisah panjang tentang perlawanan dan perkembangan pertambangan timah di masa lampau.

Penelitian yang dilakukan berdasarkan ekspedisi Hindia Belanda ke Pulau Bangka pada 18 Juli 1803, yang diungkap oleh Marihandono (2019:209-210), menunjukkan bahwa benteng ini adalah saksi bisu perjalanan kapal perang VOC Maria Jacobs dan Beschermer. Kapal-kapal ini mengangkut rombongan penting,  yang turut serta dalam ekspedisi ini.

Pada 17 Agustus 1803, rombongan ekspedisi mendarat di Bangka dan pada 19 Agustus 1803, data ekspedisi timah di Pulau Bangka mulai terkuak. Dari hasil pengamatan, terungkap sosok Ki Demang Bing, seorang kepala bangsa Cina dari Palembang, yang bertindak sebagai teko bagi raja (Sultan Palembang) di distrik Blinayu (Blinyu) dan Panji (Panji).

Bacaan Lainnya

Di bawah kepemimpinannya, tiga tambang timah yang melibatkan 46 pekerja timah berhasil dikerjakan. Panji sendiri disebut sebagai salah satu tempat awal eksplorasi timah di Pulau Bangka. Sejarah pertambangan timah di Bangka bermula di Mentok, kemudian berkembang ke Belolo, dan akhirnya di Panji dekat Belinyu. Panji bukan hanya sekadar nama, melainkan sebuah kampung tua yang menjadi lokasi penting. Di sana, terdapat kelenteng dan sisa bangunan benteng (kuto), serta makam Cina Bong Kiong Hu atau Bong Kap, yang dibangun pada tahun 1795.

Namun, kejayaan Benteng Kuto Panji tampaknya tidak bertahan lama. Benteng ini diperkirakan hancur pada tahun 1850, sebagaimana dicatat oleh Lange (1850: 16,17). Meskipun demikian, jejak-jejak sejarahnya tetap hidup melalui toponimi “Kutopanji”.

Secara etimologi, toponimi “Kutopanji” berasal dari gabungan kata “kuto” atau “kota” yang berarti permukiman yang dikelilingi oleh benteng pertahanan, dan kata “panji” yang berarti perlindungan. Dengan demikian, “Kutopanji” dapat diartikan sebagai benteng yang memberikan perlindungan atau naungan bagi penduduknya.

Keberadaan Benteng Kuto Panji ini menjadi pengingat penting akan kekayaan sejarah dan budaya Pulau Bangka, sekaligus menyoroti peran strategisnya dalam pengembangan industri pertambangan timah di Nusantara pada masa lampau. Diharapkan penemuan ini dapat menjadi pemicu untuk penelitian lebih lanjut dan pelestarian situs-situs bersejarah lainnya di Bangka.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *