Dr. Kartika: Moderasi Beragama Membangun Jembatan Bukan Tembok Pemisah Persatuan

BANGKA, PERKARANEWS – Moderasi beragama masih terus dikenalkan kepada masyarakat terutama generasi muda untuk menjaga integritas bangsa Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh Pengawas Madya Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Dr. Kartika Sari, M.Pd.I., yang merupakan ketua DPW Pokjawas Lintas Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kepala Bidang Kesiswaan Pokjawas Lintas Agama Nasional yang ditunjuk sebagai narasumber dalam kegiatan Kemah Pemuda Lintas Agama yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pangkalpinang di Pondok Pesantren Daar El-Ihsan Desa Petaling, Jumat (20/06/2025).

 

Dihadapan 50 peserta yang merupakan pelajar SMA/SMK sederajat ini Dr. Kartika menyampaikan bahwa moderasi beragama itu sangat penting. Hal ini dikarenakan untuk menghindari radikalisme dan ekstremisme, membangun perdamaian antar umat beragama, dan memberi ruang bagi peran pemuda sebagai agen perdamaian.

 

Bacaan Lainnya

“Adanya keberagaman suku, budaya, agama, dan ras menjadikan Indonesia itu kaya dan indah. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga keutuhan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” paparnya.

 

Ia mengungkapkan moderasi beragama itu penting bagi pemuda dikarenakan untuk mengurangi prasangka, memahami keyakinan orang lain, dan menyelesaikan masalah bersama. Menurutnya dengan adanya kegiatan seperti ini dapat membangun jembatan untuk memperkuat pemahaman agar saling menghargai antara penganut agama yang berbeda bukan tembok pemisah persatuan.

 

“Dengan adanya dialog lintas agama seperti ini kita dapat membuka jalan komunikasi sehingga kita dapat memahami apa itu moderasi beragama,” ungkapnya.

 

Selain itu ia juga menyampaikan hal-hal penting yang dapat dilakukan pemuda yakni dengan bergabung dalam forum atau komunitas lintas agama, menolak ujaran kebencian dan perundungan, serta menyelenggarakan kegiatan seni inklusif misalnya seni, olahraga, dan diskusi.

 

Kegiatan diisi dengan diskusi dan tanya jawab yang menarik. Peserta antusias bertanya dan mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Ia juga menyampaikan pesan bahwa perdamaian tidak menuntut kesamaan hanya membutuhkan saling pengertian. Ia mengingatkan peserta untuk terus membawa suara perdamaian di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

 

“Kalian adalah generasi yang akan membuktikan bahwa perbedaan bukan ancaman melainkan kekuatan. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Mari pulang membawa semangat perdamaian, saling menghargai, dan terus menghidupi nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan ke İstanbul tesisat su kaçak bulma Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar