Dialog Publik dan Togamas, FKUB Maksimalkan Peran Perempuan Dalam Moderasi Beragama di Pangkalpinang

PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Sejak pertama kali dicetuskan dan dicanangkan pada tahun 2015 yang lalu, konsep moderasi beragama hingga kini masih terus digaungkan dan digalakkan pengimplementasiannya serta masuk kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024.

Praktik Moderasi Beragama di Indonesia pun menunjukkan perkembangan menggembirakan seiring dengan kerukunan umat yang terbukti terus terjalin kuat. Optimisme implementasi program Moderasi Beragama akan berjalan semakin sistematis, terencana dan berkelanjutan pun semakin nyata dengan terbitnya regulasi baru, yakni Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama, yang menjadi mandat bagi seluruh elemen bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat untuk ikut andil dalam menyukseskannya.

Atas dasar itulah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pangkalpinang pun gencar melakukan berbagai upaya nyata guna terciptanya penguatan Moderasi Beragama di tengah-tengah masyarakat. Setelah sehari sebelumnya menggelar sosialisasi dengan melibatkan para pengurus Organisasi Keagamaan lintas agama, pada Sabtu (27/4/2024) lembaga yang concern terhadap upaya menciptakan kerukunan itu pun kembali menggelar kegiatan serupa namun dengan konsep yang sedikit berbeda dan lebih menitikberatkan pada optimalisasi peran perempuan dalam moderasi beragama yang dikemas dalam format Dialog Publik dan Tokoh Agama Masyarakat (Togamas), di Auditorium PLHUT Pangkalpinang.

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang dilaksanakan berkat kerjasama FKUB, Badan Kesbangpol Pangkalpinang dan Kantor Kemenag Kota Pangkalpinang dengan alokasi anggaran berasal dari Dana Hibah Pemerintah Kota Pangkalpinang tersebut mengusung tema “Peran Perempuan Dalam Moderasi Beragama di Kota Pangkalpinang” dan diikuti oleh 51 orang peserta yang terdiri dari para perempuan pengurus organisasi keagamaan se-Kota Pangkalpinang.

Dalam laporan pelaksanaan kegiatan yang dibacakannya, Ketua Panitia Pelaksana, Suryanto Tjandra mengatakan, dengan mengedepankan moderasi beragama yang anti kekerasan kita dapat menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis bagi seluruh masyarakat untuk hidup bersama dalam keberagaman yang kita miliki. Keragaman budaya dan tradisi merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Moderasi beragama dapat mencegah tindakan diskriminatif terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam masyarakat, baik dari aspek agama, ras, suku atau atribut sosial budaya lainnya,” ungkapnya.

Dan untuk mewujudkan moderasi beragama di Indonesia, khususnya di daerah Kota Pangkalpinang, imbuhnya, diperlukan kerjasama lintas agama, lintas organisasi masyarakat, lintas suku dan budaya. Laki-laki dan perempuan dituntut untuk mampu bersikap moderat.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Pangkalpinang, Drs. Kholil Mahfudz dalam sambutannya mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya dari hasil survei Balai Litbang dan Diklat Kemenag Pusat, bahwa tingkat kerukunan dan keamanan di daerah Kota Pangkalpinang tercatat setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Hal ini tentunya dapat terwujud berkat kerjasama seluruh elemen masyarakat dengan mengimplementasikan suasana kehidupan keberagamaan yang rukun dan harmonis, serta tidak mudah saling menyalahkan. Diibaratkan kita semua adalah saudara yang hidup dalam satu rumah, jadi harus terus saling membantu dan menghargai antara satu sama lain,” pesannya.

Dalam kesempatan yang sama, membuka secara resmi kegiatan tersebut, Kepala Badan Kesbangpol Pangkalpinang, Donal Tampubolon, A.P., M.S.I., pun mengapresiasi langkah FKUB Pangkalpinang yang terus gencar menggaungkan penguatan konsep moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat melalui berbagai upaya dan kegiatan yang pada akhirnya membuahkan hasil dalam memberikan kontribusi besar bagi terciptanya kerukunan di Kota ini.

“Saat ini, berdasarkan data yang ada, jumlah penduduk perempuan di Kota Pangkalpinang lebih banyak jumlahnya daripada kaum laki-laki. Sehingga peran kaum wanita menjadi sangat sentral dan sangat dibutuhkan dalam penguatan implementasi moderasi beragama, baik di lingkungan keluarga maupun daerah sekitar tempat tinggalnya.” sebutnya.

Setelah rangkaian acara pembukaan, kegiatan pun dilanjutkan dengan pemaparan materi dari 3 narasumber, antara lain; Kepala Badan Kesbangpol Pangkalpinang, Donal Tampubolon dengan paparan “Mengapa Harus Moderasi Beragama”, Ketua DPD FPPI Pangkalpinang, Zubaidah yang menjelaskan tentang “Peran Perempuan Dalam Membangun Moderasi Beragama di Lingkungan Keluarga”, serta Ketua Pemuda Katolik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Me Hoa, dengan materi “Tepat Teks, Konteks dan Praktek Dalam Implementasi Edukasi Toleransi di Media Sosial”. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *