PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Bertempat di Vihara Sukhavati, pada Senin (18/3/2024), Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Buddha Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Misno, S.Ag., didampingi Suhu Xue Sang dan para pengurus Vihara, menggelar rapat kerja bersama dengan guru pendidikan agama Buddha dan Kepala Sekolah Minggu Buddha (SMB) se-Kota Pangkalpinang.
Dalam kesempatan tersebut, selain mensosialisasikan program-program kegiatan Bimas Buddha Kemenag Pangkalpinang untuk tahun 2024 ini, Misno dan para guru pun membahas beberapa hal penting lainnya, utamanya yang berkaitan dengan upaya membangun dan memajukan sektor pendidikan agama Buddha.
Hal pertama yang menjadi bahasan adalah mengenai eksistensi Pengurus Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) sebagai organisasi profesi yang diharapkan mampu menjadi wadah bagi para guru untuk berkolaborasi, bekerjasama demi tercapainya peningkatan kualitas guru dan pendidikan Agama Buddha, khususnya di daerah Kota Pangkalpinang.
“Selanjutnya, kami juga membahas hal-hal yang berkenaan dengan Dana Paramita, yakni dana sosial keagamaan Buddha bersifat wajib yang disisihkan oleh umat atau badan usaha yang dimiliki umat Buddha untuk diberikan atau dipergunakan dalam pelayanan dan pembinaan umat Buddha, baik dalam pendidikan Buddha, keagamaan dan sosial keagamaan Buddha,” lanjutnya.
Ada beberapa masukan juga dari para guru, sambungnya, terkait Dana Paramita ini, mereka mengusulkan agar ada sosialisasi dari pimpinan majelis pusat mengenai lembaga yang menangani pengumpulan dan penyalurannya, sekaligus mengaturnya sesuai dengan Keputusan Dirjen Bimas Buddha Nomor 168 Tahun 2022.
“Pada pertemuan tersebut, kami juga mengajak para guru untuk mengaktifkan kembali gerakan kebersamaan pelajar Buddhis di Kota Pangkalpinang, yang selama ini vakum dikarenakan adanya kendala dalam hal pendanaan,” tuturnya.
Dan para guru pendidikan agama Buddha pun menyambut baik rencana ini, seraya mengusulkan agar membentuk wadah Badan Koordinasi Sekolah Minggu Buddha (BKSMB) sebagai motor penggerak kegiatan pelajar Buddhis.
Terakhir, Misno pun mengingatkan para guru untuk lebih intens memposting konten-konten dan informasi terkait kegiatan keagamaan melalui media-media sosial yang ada, baik Facebook, Instagram, Tiktok, maupun YouTube. Terlebih lagi apabila konten-konten tersebut dapat dioptimalkan dengan lebih inovatif dan kreatif namun substantif, sehingga lebih mudah diterima publik.
Pertemuan hari itu pun kemudian ditutup dengan ramah tamah sambil menikmati hidangan ringan yang disajikan secara bersama-sama sembari bercengkrama, sehingga terkesan menambah keakraban dan keharmonisan diantara para tokoh keagamaan Buddha tersebut, yang diharapkan mampu menjadi teladan bagi umat dalam menciptakan suasana kerukunan dalam kehidupan beragama, khususnya di daerah Kota Pangkalpinang yang terkenal dengan slogan “Thong Ngin Fan Ngin Jit Jong” ini. (Yuko)