Gagas Laboratorium Alam, Pemuda Tuatunu Raya dan FKPDAS Babel Teliti Biota Sungai dalam Program PE-PETALING

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Desa Wisata Tuatunu Raya kini diproyeksikan menjadi pusat edukasi dan konservasi lingkungan di Kota Pangkalpinang. Hal ini menyusul dilaksanakannya kegiatan Pelatihan Pemuda Cinta Lingkungan (PE-PETALING) yang digagas oleh Pengurus Desa Wisata Tuatunu Raya bekerja sama dengan Forum Komunikasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (FKPDAS) Bangka Belitung.

 

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai 18 hingga 20 Desember 2025 ini, bertujuan untuk menjadikan Sungai Tuatunu Raya sebagai laboratorium alam bagi para peneliti, penggiat lingkungan, dan generasi muda.

 

Bacaan Lainnya

Pada Sabtu (19/12/2025) pagi, para peserta PE-PETALING melakukan aksi lapangan berupa penelitian ilmiah di sepanjang aliran sungai. Fokus utama mereka adalah melakukan pendataan terhadap keragaman ikan lokal, jenis tumbuhan air, hingga mendalami temuan benda-benda yang diduga memiliki nilai sejarah di kawasan tersebut.

 

Beberapa sampel biota diambil secara cermat untuk dibawa dan dikaji lebih lanjut di laboratorium guna mendapatkan data akurat mengenai ekosistem Sungai Tuatunu. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pengembangan Desa Wisata Tuatunu berbasis riset dan konservasi.

 

Koordinator Relawan Lingkungan FKPDAS Babel, M. Arinda Unigraha Utama, S.Pi, menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya fokus pada aspek keilmuan, tetapi juga kesiapsiagaan fisik. Selain meneliti sungai, peserta dibekali kemampuan water rescue atau pertolongan pada korban tenggelam.

 

“Kami mengusung jargon ‘Sungai Lestari, Bencana Terkendali, Relawan Lingkungan Berdikari’. Kami ingin para pemuda tidak hanya bisa menanam pohon, tetapi juga siap secara fisik dan mental jika terjadi kecelakaan di perairan. Inilah wujud relawan yang tangguh,” ujar Arinda.

 

Dari hasil penyisiran sungai sejak dini hari hingga pagi, tim menemukan bahwa keragaman hayati di Sungai Tuatunu Raya masih sangat asli dan terawat. Kondisi ini dinilai sangat potensial untuk dijadikan kawasan konservasi.

 

“Melihat keragaman ikan dan tumbuhan yang ada, tempat ini sangat layak menjadi laboratorium alam. Harapannya, ke depan Tuatunu menjadi rujukan bagi para peneliti dan penggiat lingkungan untuk belajar langsung dari alam yang masih asri,” tambah Arinda.

 

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat setempat semakin sadar akan pentingnya menjaga ekosistem sungai. Selain memberikan dampak positif bagi lingkungan, data-data penelitian ini akan menjadi modal kuat dalam mempromosikan Desa Wisata Tuatunu Raya ke tingkat nasional maupun internasional. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *