Gebrakan Prof Udin! Lahan Rawa 290 Hektare Bakal ‘Disulap’ Jadi Kawasan Ekonomi Baru, Mimpi Besar ‘PIK 2’ Pangkalpinang

PANGKALPINANG, PERKARANEWS.COM – Walikota Pangkalpinang, Saparudin, yang akrab disapa Prof Udin, membeberkan sebuah visi ambisius untuk mengubah lahan tidur seluas 290 hektare menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan timur kota. Rabu,(12/11)

Tak tanggung-tanggung, Prof Udin memimpikan lahan yang kini berstatus di Bank Tanah itu akan dikembangkan menjadi kawasan perikanan terpadu modern, bahkan membandingkan potensinya dengan pengembangan kawasan elite Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Jakarta.

Dalam sebuah Forum Grup Diskusi (FGD) Prof Udin secara terbuka mengungkapkan status lahan tersebut yang merupakan bekas Hak Guna Usaha (HGU) dan telah dikembalikan kepada negara.

“Kita punya lahan 290 sekian hektare. Ini mau dibikin apa? Dan itu sudah dikembalikan kepada negara, masih statusnya di Bank Tanah. Segera kita ambil, apa yang mau kita bangun di situ?” tegas Prof Udin.

Prof Udin tidak menampik kondisi lahan yang ada. Menurutnya, sebagian besar area tersebut merupakan lahan rawa-rawa dengan tingkat keasaman tinggi, yang membuatnya sulit untuk ditanami tanaman pertanian biasa.

“Dengan melihat struktur tanahnya, lahan di situ ini adalah lahan rawa-rawa, sebagian besar. Biasanya rawa-rawa begitu asam,” jelasnya.

Namun, ia melihat tantangan itu sebagai peluang emas. Menurutnya, kondisi tersebut sangat ideal untuk dikembangkan menjadi pusat perikanan budidaya.

“Saya berpikir itu bisa menjadi kawasan terpadu untuk perikanan,” ujarnya optimis.

Walikota Saparudin secara gamblang menyatakan bahwa ini adalah sebuah “mimpi besar” yang harus dikejar bersama. Ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk tidak pesimis atau mematahkan gagasan besar ini sejak awal.

“Kita mimpi dulu ya. FGD ini untuk bermimpi. Jangan bilang ‘Pak, gak bisa itu’. Orang mimpi itu gak boleh, biarlah,” serunya.

Visi ini, lanjutnya, adalah bagian dari langkah strategis Pangkalpinang untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia bertekad agar Ibu Kota Provinsi Bangka Belitung ini tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut menjadi “emas”.

“Jangan Indonesia yang jadi emas, kita jadi perunggu. Kita harus ikut jadi emas,” tandasnya.

Prof Udin memaparkan, pengembangan lahan 290 hektare ini akan menjadi episentrum pertumbuhan baru di kawasan timur Pangkalpinang.

Kawasan ini akan dirancang secara terintegrasi, tidak hanya fokus pada perikanan, tetapi juga akan didukung oleh berbagai fasilitas penunjang.

“Ini harus kita kembangkan di kawasan timur itu dan itu menjadi kawasan pertumbuhan baru, kawasan ekonomi baru. Jadi di situ nanti ada kawasan bisnisnya, kawasan industri, kawasan pelabuhan, ya kawasan perikanan terpadu,” paparnya.

Untuk mewujudkan mega-proyek tersebut, Prof Udin menyusun strategi untuk “menjual” perencanaan matang ini kepada berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, lembaga donor, hingga investor swasta.

“Kita jual perencanaan ini sehingga bisa masuk,” katanya.

Ia pun menceritakan analogi kesuksesan pengembangan PIK 2 yang awalnya diragukan karena membangun di atas laut, namun kini menjadi kawasan bernilai ekonomi sangat tinggi.

“Teman saya dulu ditawarkan tanah di PIK 2. Ditanya, ‘Bos, gimana di laut-laut itu mau dibangun?’ Waktu itu belum ada, cuma maket saja. Tapi sekarang harganya jadi bisa 100 (juta),” ceritanya, mengisyaratkan bahwa visi besar yang dimulai dari mimpi dan perencanaan matang sangat mungkin untuk diwujudkan. (Yuko)