BANGKA,PERKARANEWS.COM – Guru Besar Program Studi Kebijakan dan Kepemerintahan (DKIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Muhadjir Darwin, menjadi sorotan utama dalam acara Public Lecture yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Administrasi Publik Institut Pahlawan 12 Bangka pada Sabtu,(14/6) di Auditorium kampus Pahlawan 12
Dalam kuliah umum bertema “Tantangan dan Strategi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Era Prabowo-Gibran” ini, Prof. Muhadjir secara tegas menyoroti pentingnya membangun kepercayaan (trust) dan transparansi dalam sistem pemerintahan.
Dalam paparannya, Prof. Muhadjir Darwin menekankan bahwa sebagai publik, kita tidak seharusnya selalu mengkritisi hal-hal di atas tanpa melihat sisi positifnya.
“Kita sebagai publik ya, tidak mengkritisi yang ada di atas, dan kemudian semua itu tidak dianggap negatif. Emas kita kritis dengan Cemas, berarti kan kita pesimis. Kita pesimis dengan diri kita sendiri, kita pesimis dengan elit yang ada di atas sana,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kritik memang penting, namun bukan berarti harus memelihara ketidakpercayaan atau distrust.
“Kritis itu penting, tapi bukan kemudian kita memelihara distrust. Dan salah satu masalah menonjol di dalam bernegara, itu adalah bagaimana mengembangkan kemunculan trust,” tegas Prof. Muhadjir.
Menurutnya, trust yang cepat timbal balik antara pemerintah dan rakyat adalah kunci.
“Rasa percaya yang cepat timbal balik. Jadi mereka yang di atas, trust kepada yang di bawah. Yang di bawah, trust kepada yang di atas,” jelasnya.
Untuk membangun kepercayaan tersebut, Prof. Muhadjir Darwin sangat setuju dengan adanya transparansi.
“Jadi kemunculan trust, dan agar kemunculan trust, ada betul tadi, harus ada transparansi. Saya setuju ini, harus dikembangkan. Pemerintahan yang lebih transparan,” paparnya.
Ia juga menekankan bahwa setiap kritik yang disampaikan kepada pemerintah harus dijawab secara rasional, dengan pengingat igunya.
“Kritik harus dijawab secara rasional, dengan pengingat igunya. Nah ini penting ya, dan mudah-mudahan bisa seperti itu yang berkembang,” harapnya.
Lebih lanjut, Prof. Muhadjir juga menyoroti desentralisasi yang harus disikapi secara positif. Menurutnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki kepentingan yang sama terhadap penguatan daerah dan desentralisasi, sekaligus penguatan nasional.
“Jadi tidak perlu dikonflikkan ya, tapi harus disinergikan,” pungkasnya, menekankan kata kunci sinergi dalam hubungan pusat dan daerah.
Public Lecture ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi mahasiswa Magister Administrasi Publik Institut Pahlawan 12 mengenai dinamika pemerintahan di era kepemimpinan Prabowo-Gibran, serta pentingnya prinsip-prinsip dasar seperti kepercayaan dan transparansi dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.(Yuko)