PANGKALPINANG, PERKARANEWS – Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Ustadzah Dwiyana Ocviyanti, S.Sy., M.Pd., menjadi narasumber dalam program Lentera Qolbu yang ditayangkan oleh Lembaga Penyiaran Publik TVRI Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 23 Mei 2025. Dalam tayangan tersebut, ia membahas secara mendalam tentang Hijrah Digital: Kurangi Scroll, Tambah Amal.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari edukasi publik terhadap pentingnya penggunaan teknologi secara tepat dan bijak. Menurutnya dengan adanya teknologi di era digital bisa memberikan kemudahan, kecepatan, dan konektivitas. Namun hal tersebut juga penuh tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah penggunaan waktu yang kurang bermanfaat, khususnya scrolling tanpa tujuan di media sosial.
Dalam pemaparannya, Ustadzah Dwiyana menjelaskan Makna Hijrah Digital. Hijrah secara bahasa berarti berpindah. Dalam konteks modern, hijrah digital berarti berpindah dari kebiasaan digital yang sia-sia menuju penggunaan teknologi untuk mendekat kepada Allah.
“Kita tidak dituntut untuk meninggalkan teknologi, tetapi menggunakannya dengan bijak. Penggunaan teknologi yang berlebihan, terutama scrolling tanpa tujuan dapat berdampak negatif pada produktivitas, kesehatan mental, dan kualitas waktu,” jelasnya dalam siaran tersebut.
Ia juga mengutip dalam QS. Al-‘Ashr (103): 1-3: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” Serta dalam QS. Al-Isra’ (17): 36: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
“Dari 2 surah tersebut kita diingatkan untuk menghargai waktu dan berbuat kebaikan. Semuanya akan kita pertanggungjawaban di akhirat kelak. Serta dalam hadits pun Rasullullah mengajarkan kita untuk menghargai waktu. Kata Rasulullah, “Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu padanya: kesehatan dan waktu luang.” Hal ini tentu sebagai pengingat kita untuk menggunakan waktu luang dengan sebaik-baiknya, dengan hal-hal yang bermanfaat,” ujarnya.
Menurutnya amalan yang bisa mengganti Scrolling tanpa manfaat yaitu dengan mengikuti kajian online atau podcast islami, membaca Al-Qur’an digital (melalui aplikasi), membagikan konten dakwah atau nasihat, mempelajari ilmu agama dari YouTube atau e-book, dan mengisi waktu dengan dzikir dan istighfar.
“Beramal lah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beramal lah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok. Dari kata mutiara arab tersebut kita diajarkan untuk terus beramal. Waktu itu seperti pedang, jika kamu tidak memotongnya, ia akan memotong mu,” ungkapnya.
Terakhir ia menambahkan teknologi adalah alat, bukan tujuan. Oleh karena itu ia berpesan untuk tidak boleh menjadi budak teknologi. Saatnya untuk hijrah digital. Kurangi scroll yang sia-sia, dan tambah amal yang bermakna. Ia mengingatkan gunakan jempol untuk menyebarkan kebaikan, mencari ilmu, membantu sesama, dan mengingat Allah.
“Hijrah Digital: Kurangi Scroll, Tambah Amal. Jadikan gadget sebagai jembatan menuju surga, bukan jerat menuju neraka,” tutupnya.
Kehadiran Ustadzah Dwiyana mengisi kajian di TVRI ini sekaligus membuktikan komitmen Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama dalam berinovasi mengembangkan model kepenyuluhan secara efektif.
Bukan hanya sekedar melakukan penyuluhan secara langsung pada majelis binaannya, tapi juga menebar hikmah nilai-nilai luhur ajaran agama melalui media massa dengan jangkauan audiens yang lebih luas, yang diharapkan mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dalam bingkai keimanan dan ketakwaan. (Yuko)
Super helpful! Keep it going — would love to see what’s next. Check my article: https://crimtour.com/vazhlyvi-posylannya/ !