PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Kemajuan teknologi saat ini membuat dilema dalam pendidikan, karena seiring dengan teknologi yang maju tersebut disertai dengan perkembangan media sosial yang tanpa batas baik yang sifatnya positif maupun negatif. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak.
Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan pertama bagi seorang anak adalah orang tua, kemudian barulah sekolah dan lingkungan sekitar yang akan menentukan karakter anak.
Pentingnya sinergi antara guru dengan orang tua dalam membentuk karakter peserta didik, maka sangat perlu sekai diadakannya kegiatan parenting.
Seperti yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU), pada Kamis (11/7/2024) bertempat di Aula Madrasah dengan tema “Bersama membangun sinergi antar madrasah, orang tua dan anak di era digital”.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang yang diwakili oleh H. Indra Oktaria, S.Pd., staf Seksi Pendidikan Madrasah. Dalam kegiatan tersebut hadir pula pengawas madrasah Hj. Rohani, M.Pd., orang tua siswa, tokoh agama Zuhri, serta ustadz Firdaus, Lc.,M.Pd sebagai narasumber.
Zainuddin selaku Kepala Madrasah mengatakan kegiatan parenting ini rutin dilaksanakan kepada orang tua siswa kelas I (satu) setiap menjelang tahun ajaran baru. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekompakan dan kerjasama pihak madrasah, orang tua serta anak dan pemerintah.
“Pemerintah harus bersinergi dalam membangun peradaban di dunia pendidikan. Kita sebagai orang tua harus selalu mendukung bakat dan kemampuan anak-anak kita selagi itu positif. Kami akan terus mengarahkan sehingga anak-anak menjadi kreatif dan inovatif,” ungkapnya.
Sementara itu, H. Indra Oktaria mengatakan bahwa dalam menerapkan pola asuh anak yang baik dan benar, dia mengatakan sebagai orang tua harus bisa menguatkan anaknya ketika mereka memiliki masalah dan orang tua menjadi orang pertama yang diajak berdiskusi terkait dengan masalah yang dialami anak tersebut.
“Maka ketika anak-anak kita ini punya masalah, ya sebaiknya orang tua, baik ibu atau ayahnya menjadi orang pertama yang harusnya menjadi tempat dia untuk diskusi. Kalau kemudian dia tidak mau bicara sama orang tuanya terkadang anak-anak bicara dengan gurunya di madrasah,” tuturnya.
Dalam membentuk karakter anak-anak, H. Indra Oktaria menilai, sangat dibutuhkan sinergi antara keluarga dan satuan pendidikan dalam membentuk karakter anak, sehingga anak-anak dapat menjadi generasi yang berkarakter serta terhindar dari segala jenis kekerasan baik fisik maupun psikis.
“Kegiatan ini diharapkan mampu membangun kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat guna mewujudkan anak-anak yang berkarakter seperti Rasulullah kita,” tutupnya.(Yuko)