Pembinaan Rohani Siswa Buddhis yang Moderat, Kasubbag TU Kemenag Pangkalpinang Sampaikan Hal ini

PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Kasubbag Tata Usaha, Eyde Tusewijaya, S.E., M.M., membuka kegiatan Pembinaan Rohani Siswa Buddhis yang Moderat yang digelar Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Buddha di Vihara Sukhavati Pangkalpinang, pada Rabu (8/5/2024).

Kegiatan yang mengusung tema “Melalui Moderasi Beragama Kita Tumbuhkan Tunas Keluhuran pada Siswa Buddhis Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa” tersebut juga dihadiri oleh Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Babel, Wisnu Widianto, S.H., M.M. dan Penyelenggara Bimas Buddha Kemenag Pangkalpinang, Misno, S.Ag., serta diikuti oleh 50 orang peserta yang merupakan para siswa beragama Buddha perwakilan dari beberapa Sekolah Menengah Tingkat Atas yang ada di daerah Kota Pangkalpinang.

Dalam sambutannya membuka secara resmi kegiatan itu, Eyde mengatakan bahwa dalam konteks interaksi antar siswa, pendekatan moderat mencakup beberapa aspek, antara lain; menghormati perbedaan, keterlibatan dalam dialog, kompromi dalam konflik, mendukung kesetaraan dan mendorong kolaborasi.

Bacaan Lainnya

“Siswa yang moderat diharapkan mampu menghormati perbedaan diantara rekan-rekannya. Termasuk perbedaan budaya, latar belakang dan minat. Serta dapat mendorong kemajuan dalam keberagaman dan memperlakukan orang lain dengan sikap menghargai,” paparnya.

Dilanjutkannya, para siswa juga harus terlibat dalam dialog terbuka dengan teman-temannya, mendiskusikan perbedaan pendapat dengan hormat dan mencari titik kesepakatan, serta membangun hubungan yang didasarkan pada pengertian dan kerjasama.

“Dalam konteks moderat, siswa juga dituntut mampu mencari solusi kompromi dalam konflik antar teman. Mengembangkan keterampilan resolusi konflik yang menghargai kepentingan dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak,” tegasnya.

Para siswa pun, lanjutnya, wajib mendukung kesetaraan dalam perlakuan terhadap semua teman, tanpa memandang perbedaan apapun. Dan menolak perilaku diskriminatif atau penindasan terhadap siapapun.

Terakhir beliau berharap agar seluruh peserta juga bisa mendorong kolaborasi dalam projek kelompok atau kegiatan bersama, serta saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *