Takjil Moderasi Beragama, Implementasi Toleransi di Kota Beribu Senyuman

PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Tak seperti biasanya, suasana berbeda terlihat di halaman depan Vihara Bangka Dhammaram yang terletak di Jl. R.E. Martadinata, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang pada Senin (25/3/2024) sore.

Dua buah meja berukuran besar, lengkap dengan ratusan bungkusan makanan dan minuman cepat saji yang tertata rapi, tampak menghiasi suasana senja cerah hari ini.

Beberapa pengurus Vihara yang dipimpin langsung oleh Bhikkhu Mahawirat Khemmacari, dengan tersenyum ramah, membagikan makanan dan minuman atau yang dalam bulan suci ramadhan ini biasa disebut takjil, kudapan ringan untuk berbuka puasa bagi umat Islam tersebut secara gratis kepada setiap pengendara yang melintas.

Terkait hal ini, Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Buddha Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang, Misno, S.Ag., mengungkapkan bahwa berbagi takjil gratis ini sudah menjadi agenda rutin yang diselenggarakan Vihara Bangka Dhammaram setiap tahunnya.

Bacaan Lainnya

“Bahkan di tahun sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan pada awal bulan ramadhan. Namun, karena tahun ini waktunya berbarengan dengan agenda lain di Vihara dan Jakarta, maka baru bisa digelar pada hari ini dan akan terus berlanjut hingga akhir bulan puasa. Semoga hal ini tidak mengurangi nilai kebersamaan yang telah terjalin,” ungkapnya.

Dikatakan Misno, berdasarkan laporan yang diterimanya, pengumpulan takjil untuk dibagikan kali ini bukan hanya berasal dari umat Buddha saja, tapi juga merupakan hasil kerjasama dengan berbagai pemeluk agama lainnya, seperti Islam dan katolik yang dikoordinir oleh salah seorang pengurus Vihara, Ce Lia. Sehingga dapat disebut juga sebagai takjil moderasi beragama.

“Hal ini sekaligus mengisyaratkan bahwa moderasi beragama di Kota Beribu Senyuman ini bukan hanya sekedar wacana dan slogan semata, tapi telah dapat terimplementasi dengan baik dalam kehidupan masyarakat, ditandai dengan terwujudnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama melalui kegiatan seperti ini,” paparnya.

Dilanjutkannya, bentuk nyata dari moderasi beragama melalui sikap saling memiliki, menghormati dan menjaga kerukunan sebagai wujud kemuliaan sikap dan perilaku sebagai umat beragama ini, hendaknya dapat tetap dijaga dan dirawat, sehingga dapat terus tercipta suasana kehidupan keberagamaan yang kondusif.

“Sekecil apapun niat baikmu segera lakukan, jangan menunda kesempatan bajik dalam hidupmu, ikhlas dan bahagia sebelum, ketika dan setelah memberi sehingga yang menerima pun turut berbahagia lahir dan batin.” tutup Misno sedikit berfilosofi. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *