Gelang dan Aliran Kepercayaan Hiasi Legenda 7 Bubung Rumah Yang Tersohor di Gebong Memarong

BANGKA,PERKARANEWS – Berkunjung ke Gebong Memarong Dusun Aik Abik Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka mungkin masih asing terdengar ditelinga para wisatawan yang hobi dengan alam dan cerita rakyat yang melegenda.

Dimasa lalu mungkin banyak cerita rakyat yang dikabarkan dari mulut ke mulut seperti sudah menjadi tradisi tentang sebuah daerah di pulau bangka yang terkenal dengan sebutan 7 (Tujuh) bubung rumah yang mana bagi siapa pun yang melihatanya akan terpesona dan memiliki nilai mistis dalam ceritanya.

Saat ini, Yayasan Gebong Memarong sedang giat-giatnya mewujudkan mimpi warga pulau Bangka untuk bisa melihat dan mengetahui seperti apa 7 bubung rumah dan ajaran kepercayaan (Animisme) yang hingga saat ini masih dilestarikan secara terun temurun.

Bacaan Lainnya

Bagi para wisatawan yang akan berkunjung dan bermalam di Gerbong Memarong Dusun Aik Abik Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan diikat atau diberikan cenderamata khusus berupa gelang yang dianyam dari hasil hutan sekitar desa.

Gelang tali hutan dan ajaran kepercayaan kepada leluhur sangat dilestarikan secara turun temurun ke keluaganya sehingga masih banyak aura-aura yang benar-benar istimewa jika kita berkunjung dan bermalam di 7 bubung rumah yang menambah pengetauan serta nilai adat dan kebudayaan nenek moyang kita orang pulau Bangka.

Ulfa (11) salah satu wisatawan dari Pangkalpinang bersama keluarganya menerobos hujan yang menguyuri Kota Pangkalpinang, Sungailiat dan Belinyu. Tak menyurut semangatnya ingin melihat dan datang hingga bermalam di Gebong Memarong.

“Bagus ge tempatnya, ade 7 rumah yang ciri khas rumah jaman dulu ne,” ungkapnya dengan hati yang riang gembira, Sabtu (25/11/2023).

Kedatangan siswa kelas V SD Negeri 1 Pangkalpinang di Gebong Memarong pun disambut ramah penduduk lokal yang juga pengurus Yayasan Gebong Memarong, menyajikan menu selamat datang mengunakan dulang dan juga memasangkan gelang yang terbuat dari hasil hutan desa tersebut.

“Wow….rebus ubi ne, enak banget lah lama dak makan ubi, sambil meletakannya rebusan ubi diatas keripik kentang Pringles original. Enak ne yah dan ku nek beli agik gelang ne, eksetetik keren dan murah sambil membawa tas selempang serta cepitan rambut dari bahan puron yang indah,” cetusnya penuh pesona karena baru pertama kali dilihatnya.

Semoga saja kampung adat pertama dipulau bangka ini tetap dijaga kelestariannya dan juga butuh sinerginitas antara pengelola yayasan, pemerintah desa, pemerintah kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jangan biarkan masyarakat berkerja sendiri tampa ada peran dan juga memberikan komtribusi positif untuk pelesatarian adat dan budaya di Babel. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

110 Komentar