Bupati Algafry Panjat Pohon Kabung untuk Lestarikan Warisan Takbenda

BANGKA TENGAH,Perkaranews – “Tak tanggung-tanggung” adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan apa yang dilakukan oleh Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, ketika berada di Desa Beruas, Kecamatan Simpangkatis, dalam mendukung ritual Aik Mayang atau Air Mayang, pada Jumat (4/8/2023).

Untuk mendukung pelestarian keanekaragaman serta pemantapan terhadap Warisan Budaya Takbenda, Algafry memanjat salah satu pohon Kabung di desa untuk mengikuti adat unik Aik Mayang, yang terkait dengan legenda setempat. Bahkan Algafry juga mencicipi langsung air kabung langsung dari pohon yang dipanjatnya.

Aik Mayang merupakan sebutan masyarakat Desa Beruas untuk Air Kabung (air pohon Aren) dimana terdapat legenda dibaliknya. Bahkan, berdasar legenda ini, ada proses unik ketika melakukan penyadapan pohon kabung yakni ritual nyanyian atau pantun.

Konon dalam legenda yang ada di Desa Beruas, dahulu ada seorang gadis bernama Kabung yang bertemu dengan Raja Temanggung kemudian mereka menikah. Akan tetapi dikarenakan tugas untuk menjaga keamanan menumpas perompak, Raja Temanggung ini harus pergi. Menahan kerinduan sambil menjaga kehamilan 9 bulan, akhirnya Kabung melahirkan seorang putri yang diberi nama Mayang. Kabung menyampaikan wasiat kepada kakak serta adiknya untuk mengurus Mayang dimana nanti akan tumbuh sebuah pohon, yakni pohon Kabung/Aren, untuk membantu kakak adiknya ini.

Bacaan Lainnya

“Air Kabung ini memang banyak berada di tempat lain, tetapi disini ada yang berbeda, terdapat keanekaragaman budaya atau kearifan lokal, yakni semacam ritual dalam proses penyadapannya. Ini harus kita hargai dan kita lestarikan sehingga bisa terwariskan,” ujar Algafry.

Ia mengatakan kearifan lokal yang dimiliki oleh Desa Beruas yang sedang dan terus dilestarikan oleh masyarakat ini akan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah baik dalam proses pengemasan cerita serta pengembangan Air Kabung ini menjadi produk-produk UMKM.

“Kedepan dalam mendukung hal ini, pertama akan kita tuangkan dalam sebuah buku cerita terkait legenda yang ada. Kemudian dalam proses itu, pemerintah akan bersama-sama mengajak akademisi untuk berproses dalam pengembangan UMKM Desa Beruas ini,” jelasnya. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *