PANGKALPINANG,Perkaranews.com-Sarasehan dan Silaturahmi Forum Presidium Perjuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (FPPPBB) diwarnai dengan perdebatan dan tidak mencerminkan sifat adab orang melayu. Selasa,(14/6) di Tan Kastil Pangkalpinang
Acara yang awal nya berjalan lancar dengan diserahkannya bantua infaq dari keluarga Azwardi (Away) kepada tujuh pengurus masjid yang ada dikota Pangkalpinang.
Ketika seksi dialog yang dipandu oleh wartawan senior Syahril Sahidir memberikan kesempatan kepada peserta yang hadir untuk bertanya kepada pengurus FPPPBB dan dibuka oleh Zamhari yang menanyakan
“Seperti apa legal kepengurusan FPPPBB versi Usmandie Andeska dan Efendi Harun seperti apa ? dan kenapa ada kubu sebelah yang juga mengakui dan merasa memiliki legal yang sama dan kenapa hanya ada foto Away aja apa mau maju ditahun 2024 nanti,”tanya Zamhari
Selanjutnya ada perwakilan dari mahasiswa, dan berapa organisasi lainya bertanya masalah tambang ilegal, perkebunan lada yang semakin sempit dan biota laut yang mati akibat pertambangan laut
Mendapatkan pertanyaan tersebut sontak ketua FPPPBB Usmandie Andeska dengan suara yang lantang merasa tidak puas dengan pertanyan yang diajukan oleh Zamhari
“Mau 10 atau 100 oraganisasi yang sama kalau programnya tidak jelas buat apa, sedangkan kita jelas programnya dengan bersilaturahmi ke Belitung, Bangka selatan, kemaren di Bangka dan hari ini di kota Pangkalpinang. Sedangkan kubu sebelah apa yang mereka kerjakan hanya mengandalkan ketokohan saja,”tegasnya dengan nada yang keras
Selanjutnya Ketua FPPPBB juga menyingung Zamhari yang juga sebagai staf khusus Gubernur Babel yang tidak bisa berkerja karena seharusnya Gubernur Babel Erzaldi lah yang harus menyelesaikan permaslahan di Babel ini
“Mana janjinya lada 13 meter, bibit lada bantuan gubernur Babel pulahan ribu banyak yang mati, terus masalah pertambangan ilegal yang terjadi di Babel ini apa sudah diselesaikan tidak. Seharusnya itu tugas anda Zamhari dan Elly Rebuin sebagai staf khusus Gubernur Babel,” sebutnya didepan mahasiswa dan tokoh pemuda sebagai generasi penerus Babel
Acara yang sudah memulai memanas karena sudah tidak sesuai lagi dengan rencana sebelumnya, acara pun dihentikan dan dilanjukat makan siang bersama dan langsung ditutup. (YUKO)