SKAKMAT! Pegiat Lingkungan Bongkar Kebohongan PLTN Thorcon di Gelasa: Klaim Nuklir Energi Terbarukan, Data Dukungan 73% Rakyat Babel Difabrikasi!

PANGKALPINANG, PERKARANEWS.COM – Polemik rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Gelasa, Bangka Tengah, makin memanas. Saat PT Thorcon Power Indonesia menggembar-gemborkan proyeknya, kritikan pedas datang dari Hafiz, salah satu masyarakat dan pegiat lingkungan yang peduli terhadap kelestarian Bangka Belitung.

 

Dalam audiensi bersama pimpinan fraksi DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Ruang Bamus pada Senin (10/11), Hafiz secara lugas membongkar sejumlah klaim PT Thorcon yang dianggap menyesatkan dan tidak berdasar.

 

Bacaan Lainnya

Hafiz menyoroti kekeliruan pemahaman publik terkait energi nuklir. Menurutnya, nuklir bukanlah energi terbarukan, melainkan hanya energi baru.

 

“Yang jarang diketahui masyarakat, nuklir itu bukan energi terbarukan, tapi energi baru. Energi terbarukan itu yang bisa sustain, seperti angin dan surya,” tegas Hafiz di hadapan anggota dewan.

 

Ia bahkan menyebut potensi energi surya dan angin di Babel sangat besar, yaitu sekitar 2.810 MW untuk surya dan lebih dari 1.700 MW untuk angin, sesuai RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) 2019-2050.

 

Lebih lanjut, Hafiz menekankan bahwa Pulau Gelasa adalah benteng ekologi terakhir di pesisir timur Bangka Belitung. Hasil ekspedisi menunjukkan setidaknya ada empat nilai konservasi tinggi di sana, termasuk

 

Terdapat karang purba berdiameter hingga 12 meter di ekosistem bawah laut Teluk Pisang. Lokasi ini merupakan tapak lama ekologi yang sudah ribuan tahun. Teluk Pisang adalah satu-satunya lokasi vital nelayan di Pulau Gelasa yang menyumbang hasil laut (seperti sotong) dengan nilai ekonomi luar biasa bagi masyarakat Beriga.

 

Hafiz juga menantang PT Thorcon terkait bahan baku dan klaim keunggulan teknologi mereka.

 

“Bahan bakunya itu bukan thorium, tapi uranium. Tolong ditanyakan ke PT Thorcon, apakah bahan bakunya ada di Bangka Belitung atau tidak? Jangan sampai teman-teman terlanjur semangat terkait pengolahan thorium,” ujar Hafiz.

 

Selain itu, ia menyentil klaim PT Thorcon yang menyebut teknologi mereka sudah proven (terbukti).

 

“Stop bilang apa yang dilakukan oleh PT Thorcon ini sudah proven! PT Thorcon saja belum pernah bangun PLTN. Proven itu kan terbukti,” sindirnya.

 

Ia menambahkan, Small Modular Reactor (SMR) yang diusung Thorcon juga belum umum digunakan secara global.

 

“Dari 9% negara yang menggunakan nuklir, berapa persen teknologi yang akan digunakan oleh Thorcon ini yang digunakan di seluruh dunia? Artinya teknologi ini juga belum digunakan secara umum,” tambahnya.

 

Poin paling krusial yang disorot Hafiz adalah klaim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang menyebut 73% masyarakat Bangka Belitung setuju terhadap pembangunan PLTN.

Hafiz menyebut angka tersebut sangat mustahil dan mengindikasikan adanya fabrikasi data.

Negara Tingkat Penerimaan Publik PLTN Amerika Serikat (80 tahun PLTN) | 56% (tertinggi di 2024) . Jepang (Pasca Fukushima) Tinggal 20% Jerman Sudah phase out (menutup semua PLTN)

 

“Angka 73% itu sangat mustahil di seluruh dunia untuk diterima. Di Amerika saja yang 80 tahun cuma sampai 56%. Itu paling tinggi. Apalagi di Bangka Belitung yang pemahaman energi kita belum memadai,” tegas Hafiz. Ia menuntut kejelasan instrumen apa yang digunakan untuk mencapai angka 73% tersebut.

 

Hafiz menutup kritiknya dengan mempertanyakan urgensi pembangunan PLTN di Babel.

 

“Apakah Bangka Belitung darurat energi?” tanyanya retoris.

 

Babel sudah 100% elektrifikasi sejak 2017. PLN sedang mengembangkan cofiring biomassa, didukung dua perusahaan hutan tanaman energi. Sumatera sudah membangun PLTU raksasa di Jambi, menihilkan kebutuhan Babel menyuplai listrik ke Sumatera. Dengan risiko tinggi, kondisi 173 ribu hektare lahan kritis, dan kerentanan Bangka Belitung terhadap bencana alam, Hafiz menyimpulkan bahwa tidak ada urgensi untuk membangun PLTN yang berisiko sangat besar di wilayah ini. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *