JAKARTA,PERKARANEWS.COM – Seorang penumpang pesawat Pelita Air, Dr. Sulhan, S.Pd., S.H., M.Si., M.Kn., melayangkan surat protes keras atas perlakuan tidak profesional yang ia terima saat penerbangan rute Jakarta-Pekanbaru. Protes ini muncul akibat serangkaian insiden, mulai dari kursi yang tidak sesuai hingga perlakuan tidak etis dari kru kabin. Kamis,(4/9) melalui pesan Wa kepada redaksi
Dalam suratnya, Dr. Sulhan merinci kronologi kejadian yang dimulai pada 2 September 2025. Ia yang telah memiliki tiket dan boarding pass online dengan nomor kursi 30B, menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dan tiba di gate 21.
Ia menjadi salah satu penumpang pertama yang naik ke pesawat IP-320 tujuan Pekanbaru. Namun, saat mencari kursinya, ia terkejut karena nomor kursi 30B tidak ditemukan.
“Nomor kursi di pesawat hanya sampai 29,” ujarnya.
Ia kemudian bertanya kepada pramugari bernama Novia, yang menjelaskan bahwa telah terjadi pergantian pesawat. Dr. Sulhan diminta untuk menunggu di depan toilet, berdiri selama hampir 25 menit, tanpa ada arahan untuk duduk sementara.
Ia juga mengeluhkan tidak ada pemberitahuan sebelumnya mengenai pergantian pesawat atau kursi, baik secara langsung maupun online.
Dr. Sulhan sempat meminta bertemu pilot untuk menyampaikan keluhannya, namun permintaan tersebut ditolak oleh pramugari senior, Sasa.
Situasi semakin memanas ketika ia menyampaikan protes kepada kru kabin. Ia merasa tertekan saat pramugari Novia mengatakan,
“kalau Bapak tidak mau duduk maka Bapak dipersilahkan turun dari pesawat.”tegasnya
Tak hanya itu, pramugari Sasa juga menuduh Dr. Sulhan melanggar aturan, meski tidak dijelaskan pelanggaran apa yang ia lakukan. Akhirnya, pada pukul 06.39 WIB, ia dipersilakan duduk di kursi 29B, mengakhiri momen berdirinya di depan toilet.
Di akhir penerbangan, Dr. Sulhan juga mendapati pramugari Sasa yang “mengejek/cengegesan/menantang” saat difoto.
Ia kemudian menyerahkan surat protes tertulis yang dibuatnya selama penerbangan dan melanjutkan komplainnya di konter Pelita Air di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Atas serangkaian insiden ini, Dr. Sulhan menuntut adanya penelusuran, investigasi, dan evaluasi menyeluruh oleh manajemen Pelita Air.
Ia menilai sikap dan perilaku kru kabin tidak etis dan berpotensi melanggar hak-haknya sebagai penumpang, sehingga harus menjadi perhatian serius demi peningkatan kualitas pelayanan.(Yuko)