Panas! Janji Manis untuk Guru dan Nakes Berujung Sindiran Tajam APBD di Debat Pilwako Pangkalpinang

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM- Debat publik kedua Calon Walikota Pangkalpinang memanas saat menyoroti nasib guru dan tenaga kesehatan (nakes). Data BPS 2024 yang menunjukkan gaji di bawah kebutuhan hidup layak menjadi pemicu perdebatan sengit, yang pada akhirnya berujung pada sindiran tajam soal kemampuan menaikkan APBD.

Calon nomor urut 3, Saparudin, mengawali jawaban dengan menjanjikan pengangkatan 200 guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dan bantuan Rp5 juta untuk sertifikasi guru.

Ia juga menjanjikan insentif dan beasiswa bagi para tenaga pendidik

Namun, Calon nomor urut 4, Basid Cinda, mengkritik jawaban Saparudin yang hanya fokus pada guru. Ia kemudian menyoroti nasib nakes.

Bacaan Lainnya

Basid berjanji akan memberikan insentif untuk “kekebalan” nakes dari penyakit nosokomial, serta insentif “pendampingan” untuk mitigasi risiko malpraktik.

Tak mau kalah, Calon nomor urut 1, Eka Mulya, menyoroti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pangkalpinang yang masih perlu ditingkatkan.

Eka mengutip data 2.000 nakes dan ribuan guru honorer yang ada. “Tidak ada yang mau menjadi tenaga honor yang hanya dapat Rp300 ribu per bulan,” sentilnya.

Ia pun menjanjikan program beasiswa dan pelatihan untuk guru dan nakes.

Klimaks terjadi saat Calon nomor urut 2, Maulan Aklil, angkat suara. Ia menyatakan telah menaikkan gaji dan tunjangan nakes serta guru honorer saat menjabat.

Namun, ia menyentil keras janji-janji fantastis para pesaingnya. “Nakes dan guru itu ada tiga ribuan orang, kalau mau dinaikkan dikasih lagi tiga juta lima juta, duit dari mana lagi, Pak?” tegasnya.

Maulan menekankan pentingnya membuat program yang “realistis” dan sesuai dengan porsi APBD, serta mengajak semua pihak untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Saparudin tak tinggal diam. Ia kembali menyerang Maulan, menyebutnya “kontradiktif.” “Katanya pintar nyari duit, tapi ternyata APBD kota Pangkalpinang ini 5 tahun tuh gak naik-naik. Kalau tidak mampu menaikkan APBD, turun saja jadi Walikota,” sindir Saparudin dengan nada tajam.

Debat ini memperlihatkan jurang perbedaan antara janji-janji populis dan realitas anggaran. Para calon berlomba memberikan angka fantastis untuk menyejahterakan guru dan nakes, tetapi hanya Maulan yang secara terbuka mempertanyakan kelayakan janji tersebut dari sisi APBD.

Pertarungan ide ini menjadi cerminan bagi masyarakat untuk memilih mana pemimpin yang visioner dan mana yang hanya menjual ilusi.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *