Debat Panas Pilwako Pangkalpinang. Paslon Saling Serang Soal Visi dan Anggaran, Janji Manis Jadi Sorotan

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM– Debat publik kedua Calon Walikota Pangkalpinang kembali memanas, kali ini di sesi tanya jawab antar kandidat. Isu utama tentang penataan kawasan cepat tumbuh di Pangkalpinang, seperti menjamurnya kafe dan spot-spot baru, memicu saling serang gagasan yang tak hanya menyoal penataan kota, tetapi juga menyingkap janji-janji yang dianggap tidak realistis. Selasa,(19/8) Aston Hotel Pangkalpinang

Calon nomor urut 2, Maulan Aklil, mengawali jawaban dengan menekankan pentingnya meninjau kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pangkalpinang. Ia menyebut penataan lokasi industri dan perumahan sebagai kunci kerapian kota.

Menurutnya, pertumbuhan jumlah penduduk yang signifikan dari 200.000 menjadi 256.000 jiwa adalah konsekuensi logis yang harus diatur dengan baik.
Menanggapi Maulan, Calon nomor urut 3, Saparudin, menyentil Maulan dengan menyebut RTRW “belum selesai sampai sekarang”. Ia lalu membeberkan janji yang kontroversial: memberikan bantuan dana Rp 5 juta hingga Rp 50 juta kepada pedagang mikro dan kaki lima. Janji ini langsung memicu keramaian di antara para pendukung, yang membuat moderator harus turun tangan.

Tak mau kalah, Calon nomor urut 4, Basid Cinda, menggarisbawahi pentingnya RTRW, namun memperingatkan bahwa tanpa eksekusi yang matang, program tidak akan berjalan. Ia mengibaratkan pertumbuhan ekonomi kota sebagai “konsekuensi dari pertumbuhan sebuah kota” yang tidak boleh “liar.”

Bacaan Lainnya

Menurutnya, seorang kepala daerah harus mampu mengelola dan memetakan pertumbuhan itu agar terkelola dengan baik dan tidak tumpang tindih.

Sementara itu, Calon nomor urut 1, Eka Mulya, membawa sudut pandang lain. Ia menyoroti lonjakan populasi sebesar 2,53% dari tahun 2023 ke 2024. Eka mempertanyakan peran pemerintah dalam pertumbuhan kafe dan tempat nongkrong yang menurutnya tumbuh mandiri.

Ia mengusulkan pembinaan dan pengarusutamaan konten-konten lokal serta makanan khas Pangkalpinang untuk mengangkat budaya daerah.

Klimaks debat terjadi saat Maulan Aklil mendapat giliran terakhir. Ia menyerang balik janji-janji Saparudin secara telak. Dengan nada skeptis, Maulan mempertanyakan sumber dana untuk janji-janji tersebut.

“Kalau mau bantu 2.500 UMKM, jauh (sampai) 50 juta… Duit dari mana? Saya bingung,” tegasnya.

Maulan juga menyinggung janji bantuan Rp 3 juta untuk nelayan yang disampaikan Saparudin di sesi sebelumnya, kembali mempertanyakan kelayakan APBD untuk merealisasikan program tersebut.

“Kita ini yang realistis sajalah membuat program yang tidak membebankan APBD kita,” pungkas Maulan, mengakhiri perdebatan dengan sindiran tajam yang menyentuh inti permasalahan, visi boleh setinggi langit, tapi anggaran adalah bumi tempat visi itu berpijak.

Debat ini menjadi cermin bagi masyarakat untuk menimbang, mana janji yang realistis, dan mana yang sekadar bualan politik.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

43 Komentar