Debat Panas Pilwako Pangkalpinang. Calon Janjikan Sejahtera, Nelayan Berharap Ada Bukti Nyata

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Debat publik kedua Calon Walikota Pangkalpinang yang digelar di Hotel Aston menjadi panggung adu gagasan para kandidat, khususnya terkait nasib nelayan. Selasa,(19/8)

Pertanyaan dari moderator yang menyoroti belum optimalnya hilirisasi perikanan memicu saling tanggap antar calon, menciptakan atmosfer yang penuh janji namun juga sarat tantangan.

Calon nomor urut 1, Eka Mulya, memulai dengan janji tegas untuk menyejahterakan nelayan yang selama ini ia sebut sebagai “bagian marginal” dari masyarakat kota. Ia menyoroti minimnya bantuan alat tangkap dan perahu. Eka juga menawarkan solusi konkret berupa bantuan cold storage untuk mengawetkan hasil tangkapan dan jaminan sosial bagi nelayan saat musim paceklik.

Menanggapi Eka, Calon nomor urut 2, Maulan Aklil, menunjukkan apresiasinya namun memberikan sentuhan tambahan. “Betul kata Pak Eka itu,” ujarnya, sambil menyebut kawasan nelayan seperti Air Hitam dan Pangkal Arang. Ia menekankan pentingnya pengolahan hasil laut untuk meningkatkan ekonomi keluarga nelayan, dan menyebutkan telah membangun fasilitas pengolahan di Pangkal Balam.

Bacaan Lainnya

Tanggapan mengejutkan datang dari Calon nomor urut 3, Saparudin. Setelah mendata lima wilayah nelayan di Pangkalpinang, ia menyentuh titik paling krusial: musim di mana nelayan tak bisa melaut. “Kita akan bantu para nelayan dengan 3 juta rupiah agar mereka bisa menghidupi mereka sendiri,” janjinya, sebuah angka yang langsung memancing perhatian.

Saparudin juga berjanji akan menyediakan kapal-kapal baru untuk para nelayan.

Sementara itu, Calon nomor urut 4, Basid Cinda, memilih fokus pada ketahanan pangan dan masalah klasik BBM. Ia berjanji akan memberikan sembako saat nelayan tak melaut dan membuatkan “kartu” khusus untuk memastikan nelayan mendapatkan solar. “Sulitnya mendapat BBM” menjadi sorotan utama, menunjukkan kepeduliannya pada persoalan teknis yang sering luput dari perhatian.

Saat diberi kesempatan menanggapi, Eka Mulya menyentil balik seluruh Paslon. “Yang paling penting adalah program dari pemerintah daerah ini harus benar-benar kena di masyarakat nelayannya,” katanya.

Ia menyoroti realitas di mana bantuan sering kali tidak sampai ke tangan nelayan yang sesungguhnya. Eka juga kembali menekankan pentingnya inovasi hilirisasi, seperti pembuatan ikan kering dan olahan lainnya, agar nilai ekonomi hasil tangkapan dapat meningkat.

Debat ini tidak hanya menjadi panggung visi, tetapi juga arena janji-janji yang menggiurkan. Namun, yang paling dinantikan adalah apakah janji-janji tersebut dapat benar-benar menjadi kenyataan, atau hanya akan menjadi bumbu penyedap di atas panggung politik.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

41 Komentar