PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM- Masalah inflasi dan ketahanan pangan menjadi sorotan utama dalam debat calon Walikota Pangkalpinang. Empat calon, Eka Mulya (nomor 1), Maulan Aklil alias Molen (nomor 2), Saparudin (nomor 3), dan Basid Cinda (nomor 4) adu gagasan konkret untuk mengatasi tingginya harga dan ketersediaan stok bahan pokok yang kerap menjadi momok bagi masyarakat.
Pertanyaan dari Panelis, salah seorang panelis, membuka sesi tanya jawab dengan fokus pada tingginya inflasi di Pangkalpinang yang disinyalir akibat problem logistik, stabilitas harga, dan kelangkaan stok pangan, terutama ikan. Masing-masing calon diberikan waktu satu menit untuk memaparkan strateginya.
Calon Walikota nomor urut 2, Maulan Aklil (Molen), yang juga merupakan petahana, mengemukakan bahwa salah satu akar masalah inflasi adalah tingginya biaya logistik. Menurutnya, pembangunan pelabuhan baru sangat krusial.
“Ini salah satu penyebab inflasi. Jika ada pelabuhan itu, insya Allah logistik kita akan lebih murah karena sekarang butuh 11-12 jam menunggu air pasang,” ungkap Molen.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk menanam cabai secara mandiri guna menekan harga komoditas tersebut. “Seandainya masing-masing masyarakat kita menanam cabai, ini sudah cukup bagi saya,” tambahnya.
Menanggapi jawaban Molen, calon nomor urut 3, Saparudin, setuju bahwa pelabuhan baru diperlukan namun menegaskan bahwa kewenangan tersebut ada di tingkat provinsi, sehingga perlu adanya sinergi.
Untuk solusi jangka pendek, Saparudin menyoroti penderitaan “emak-emak” akibat tingginya harga sembako. Ia mengusulkan agar pemerintah lebih sering mengadakan operasi pasar dan pasar murah sebagai langkah cepat.
“Yang penting dulu, jangka pendek, di Pangkalpinang ini, emak-emaknya hari ini susah, harga barang tinggi, sembako mahal. Kita harus sering mengadakan operasi pasar, pasar murah,” kata Saparudin.
Calon nomor urut 4, Basid Cinda, menambahkan perspektif lain. Menurutnya, selain pelabuhan dan operasi pasar, kontrol ketat terhadap timbunan barang juga sangat vital. Ia mengusulkan pembentukan satgas khusus untuk mencegah penimbunan yang dapat menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga.
“Tidak cukup dengan pelabuhan, tidak cukup dengan operasi pasar, tetapi kontrol terhadap timbunan-timbunan barang juga harus dilakukan agar barang-barang dasar segera sampai ke masyarakat,” tegas Basid.
Terakhir, calon nomor urut 1, Eka Mulya, mengapresiasi semua jawaban yang diberikan. Namun, ia menekankan bahwa masalah ini harus diselesaikan secara holistik dan komprehensif.
Eka Mulya menganggap bahwa ketergantungan pada pasokan dari luar akan terus menjadi masalah jika Pangkalpinang tidak mandiri secara ekonomi.
“Kalau cuma masalah pelabuhan, tapi kalau kita tidak memproduksi sendiri barang-barang di sini, maka ini tidak akan selesai-selesai urusan inflasi,” ujarnya.
Ia memaparkan misinya untuk menjadikan Pangkalpinang sebagai kota perdagangan, industri, dan jasa. Dengan demikian, masyarakat dapat diberdayakan untuk memproduksi sendiri kebutuhan pokok, sehingga kemandirian ekonomi tercapai dan masalah inflasi dapat teratasi secara tuntas.(Yuko)
Great goods from you, man. I’ve understand your stuff previous to and you’re just too excellent. I actually like what you’ve acquired here, certainly like what you are stating and the way in which you say it. You make it enjoyable and you still care for to keep it smart. I can’t wait to read far more from you. This is actually a wonderful website.