PANGKALPINANG, PERKARANEWS.Com– Pulau Lepar, sebuah wilayah yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari Kabupaten Bangka Selatan, pernah mencatatkan sejarah kelam. Menjelang tahun 1860, pulau ini diguncang oleh epidemi cacar, kolera, dan berbagai penyakit mematikan lainnya. Bencana ini bukan sekadar wabah biasa, melainkan cerminan dari kegagalan panen dan krisis pangan parah yang memaksa penduduk mengabaikan kesehatan demi bertahan hidup.
Menurut data historis yang dihimpun dari P. Bleeker dalam “Bijdragen tot de kennis van de statistiek der bevolking van de Eilanden Banka en Biliton” (1850), pada tahun 1848, populasi Pulau Lepar hampir mencapai 1.000 jiwa, yang saat itu digabungkan dengan Distrik Toboali. Angka ini dianggap cukup akurat pada masanya.
Dato’ Akhmad Elvian, seorang sejarawan dan budayawan terkemuka Bangka Belitung, menambahkan bahwa Distrik Toboali, termasuk Pulau Lepar, dihuni oleh 5.549 orang. Komposisi penduduknya terdiri dari 3.513 orang pribumi Bangka, 725 orang Melayu, dan 1.311 orang Tionghoa, tersebar di 32 kampung. Data ini menunjukkan gambaran demografi yang cukup beragam di wilayah tersebut.
Laporan Residen Bangka pada sekitar tahun 1860 secara gamblang menggambarkan kondisi tragis di Pulau Lepar. Epidemi cacar, kolera, dan penyakit lainnya merebak luas. Penyebab utamanya adalah gagal panen padi, akibat musim kemarau berkepanjangan dan serangan hama masif yang meluluhlantakkan tanaman pangan.
Kondisi ini memaksa masyarakat untuk mengonsumsi apa pun yang tersedia, tanpa memperhatikan aspek kesehatan dan kebersihan. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh melemah, dan epidemi penyakit pun tak terhindarkan. Situasi genting ini tercatat dalam Koloniale Verslag 1856, sebuah laporan kolonial Belanda yang mengupas kondisi sosial-ekonomi di Hindia Belanda pada masa itu.
Sejarah Pulau Lepar ini menjadi pengingat penting tentang bagaimana bencana alam dan krisis pangan dapat berdampak fatal terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup suatu komunitas. Kisah ini juga menyoroti kerentanan masyarakat di masa lalu terhadap ancaman penyakit dan kelaparan.(Yuko)
I’m gone to convey my little brother, that he should
also pay a visit this website on regular basis to get updated from most up-to-date news.
https://w11.sydneypoolstercepat.net/