PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM– Sejarah penyebaran agama Katolik di Pulau Bangka tak bisa dilepaskan dari nama Tsen On Ngie. Tokoh visioner ini menjadi pelopor utama yang mengawali syiar Katolik, bermula dari Distrik Sungaiselan. Hal ini diungkapkan oleh Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, seorang Sejarawan dan Budayawan penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia.
Lahir di Cungphin, Tiongkok pada tahun 1795, Tsen On Ngie (Zeng Aner) memulai perjalanannya ke Nusantara. Ia tiba di Mentok dari Penang pada 5 September 1830, sebelum melanjutkan langkahnya ke Sungaiselan. Di sana, Tsen On Ngie dikenal sebagai seorang sinshe atau tabib yang giat mengobati para pekerja tambang dari Tiongkok. Di sela-sela praktik pengobatannya, ia secara perlahan mulai memperkenalkan agama Katolik kepada masyarakat.
Dato’ Akhmad Elvian menambahkan, selain perannya sebagai tabib dan penyebar agama, Tsen On Ngie juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Ia aktif mengurus anak yatim, asrama, dan rumah jompo, menunjukkan dedikasi dan kepeduliannya terhadap sesama.
Selama 18 tahun berkarya di Bangka, Tsen On Ngie tak henti menyebarkan ajaran Katolik. Kegigihannya membuahkan hasil. Atas permohonannya, pada tahun 1849, Pastor Claessens tiba dari Batavia di Sungaiselan. Sebanyak 50 orang yang telah dididik dan dipersiapkan oleh Tsen On Ngie kemudian dibaptis, menandai tonggak sejarah penting bagi Gereja Katolik di Bangka.
Pada tahun 1853, Pastor Langenhoff ditugaskan di Sungaiselan. Namun, karena tugasnya yang luas untuk membimbing umat Katolik di Pulau Belitung, Palembang, dan Riau, Pastor Langenhoff seringkali tidak berada di tempat. Kondisi ini menempatkan Tsen On Ngie sebagai sosok sentral yang mengurus umat Katolik di Bangka.
Ketika Pastor Langenhoff sakit dan dipulangkan ke Eropa pada tahun 1867, Tsen On Ngie secara resmi mengambil alih peran sebagai Pastor Awam bagi seluruh umat Katolik di Pulau Bangka, menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan kepadanya.
Tsen On Ngie wafat pada 14 September 1871. Sehari setelah kepergiannya, pada 15 September 1871, Pastor De Vries tiba di Sungaiselan dan memimpin misa arwah untuknya.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, sisa jenazah Tsen On Ngie yang semula dimakamkan di Sungaiselan, digali pada 10 November 1984. Kemudian, pada 11 November 1984, jenazahnya dimakamkan kembali di Pemakaman Sentosa Pangkalpinang oleh Mgr. R. Reichenbach, SS, CC, Administrator Apostolik. Pemindahan makam ini terjadi karena Uskup Pangkalpinang pada waktu itu, Mgr. Van Der Westen, SS, CC, telah mengundurkan diri pada awal tahun 1979 karena faktor kesehatan.
Di makam Tsen On Ngie di Pangkalpinang, terukir kalimat yang mengabadikan dedikasinya. “Di Sini Beristirahat Rasul Perintis Gereja Katolik di Pulau Bangka
Paulus Cen On Ngie,
*Cungphin (Tiongkok), 1795.
+Sungaiselan, 14 September 1871.
R I P,”pungkasnya. Jejak Tsen On Ngie akan selalu dikenang sebagai pelopor penting yang membentuk fondasi Gereja Katolik di Pulau Bangka.(Yuko)