PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM– Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Agam Dliya Al Haq, kembali menyoroti kebijakan pemerintah daerah, kali ini terkait skema beasiswa keagamaan. Ia mendesak Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk memperluas kriteria penerima beasiswa, tidak hanya terpaku pada penghafal Al-Quran (tahfidz Quran), melainkan juga mengakui keahlian membaca kitab kuning (qiraat kutub).
Menurut Agam, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa banyak pondok pesantren tidak hanya fokus pada tahfidz Quran. “Kita melihat kondisi hari ini ada beberapa pondok pesantren yang tidak hanya fokus kepada tahfidz Quran, misalkan salah satunya qiraat kutub, yaitu membaca kitab kuning,” terang Agam kepada Perkaranews pada Senin (14/7/2025).
Agam menekankan bahwa kemampuan membaca kitab kuning juga merupakan prestasi keagamaan yang patut diapresiasi dan dijadikan indikator dalam program beasiswa pendidikan.
“Nah itu juga kan ada ininya, ada prestasi terkait keagamaan. Nah itu juga perlu di-up atau dijadikan salah satu indikator untuk beasiswa pendidikan seperti beasiswa SMA atau beasiswa nanti untuk S1 seperti itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, dorongan ini bukan tanpa dasar. Agam menyebutkan bahwa aspirasi terkait perluasan kriteria beasiswa ini banyak datang dari para kiai dan ulama, khususnya dari kalangan Nahdiyyin dan salafiyah saat sosialisasi peraturan daerah.
“Kami juga bagian dari itu, ada aspirasi pada saat sosialisasi Perda, yaitu itu sebenarnya yang kami dorong hari ini sebagai salah satu pimpinan Komisi IV,” jelas Agam.
Lebih lanjut, Agam juga menyuarakan agar beasiswa keagamaan tidak hanya terpaku pada satu agama saja, namun juga mempertimbangkan prestasi keagamaan dari agama-agama lain.
Salah satu fokus utama adalah mendorong TAPD agar tidak hanya terpaku pada tahfidz Al-Quran, melainkan juga mengapresiasi dan memberikan beasiswa bagi mereka yang memiliki keahlian dalam membaca kitab kuning.
“Jadi yang pertama tadi untuk TAPD, terkait beasiswa, jangan hanya fokus pada tahfidz Al-Quran, yaitu membaca kitab kuning atau keahlian membaca kitab kuning,” tutup Agam.(Yuko)
very informative articles or reviews at this time.