TOPONIMI JALAN BALAI: Menguak Jejak Sejarah Pemerintahan Lokal dan Semangat Kemerdekaan di Pangkalpinang

PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM- Di jantung Kota Pangkalpinang, tersimpan sebuah nama jalan yang bukan sekadar penanda arah, melainkan juga saksi bisu perjalanan sejarah pemerintahan lokal dan gelora perjuangan kemerdekaan. “Jalan Balai”, begitulah nama yang dikenal luas.

Namun, di balik penyebutan yang sederhana itu, tersembunyi kisah kompleks tentang pembentukan gemeente, transfer kekuasaan, hingga pidato heroik Proklamator Bung Karno.

Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, seorang sejarawan dan budayawan terkemuka penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia, membuka tabir di balik Toponimi Jalan Balai. Menurut Dato’ Elvian, pada tahun 1916, Residen Bangka, A.J.N. Engelenberg, membentuk komisi berdasarkan Keputusan Nomor 206 tanggal 17 Juni 1916.

Komisi ini beranggotakan enam orang demang yaitu Raden Achmad Demang Terbechikking (Demang Pembantu Residen), Raden Moehammad Umar Demang Mentok, Abduk Hamid Demang Koba, Mangaraja Enda Demang Merawang, Abang Moehammad Demang Pangkalpinang, dan Abang Abdul Rasjid Demang Jebus.

Bacaan Lainnya

Tugas utama komisi ini adalah mendirikan Gemeente di tiap-tiap kampung di Pulau Bangka. Pembentukan gemeente ini bertujuan untuk mengikat kesatuan masyarakat hukum (volksgemeenschappen) yang masih berpegang pada adat istiadat, dan mengesahkan asal usul serta budaya yang selama ini berlaku di bawah undang-undang (ordonansi) Pemerintah Hindia Belanda.

Salah satu Balai Gemeente yang tersisa dan paling historis adalah Balai Gemeente Pangkalpinang. Bangunan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dan diberi toponimi sebagai “Jalan Balai”. Balai Gemeente ini menjadi pusat administrasi dan kegiatan publik bagi masyarakat Pangkalpinang pada masa itu.

Sebuah foto lama menunjukkan “Balai Gemeente Tjambal, salah satu Balai Gemeente dari 163 Gemeente di Keresidenan Bangka, termasuk Gemeente Pangkalpinang.” Foto ini menjadi bukti visual penting akan keberadaan dan fungsi Balai Gemeente di berbagai wilayah Bangka.

Peran strategis Balai Gemeente Pangkalpinang semakin terang ketika pada 5 Juli 1949, Balai Gemeente ini menjadi saksi penyerahan bantuan uang sebesar f 90.170,18 untuk pembangunan ibukota Yogyakarta. Peristiwa ini merupakan bagian dari upaya mendukung perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Yang tak kalah penting, lokasi ini juga menjadi tempat bersejarah ketika proklamator Republik Indonesia, Soekarno-Hatta, bersama para pemimpin republik lainnya, yang diasingkan di Bangka ke ibukota Yogyakarta tanggal 6 Juli 1949.

Bahkan, Bung Karno sendiri, pada tanggal 6 Juli 1949, menyelenggarakan dan menggaungkan pidato yang sangat fundamental bagi rakyat Bangka. “Dari Pangkalpinang, Pangkal Kemenangan Bagi Perjuangan,” demikianlah pidato beliau, yang diucapkan di hadapan sekitar 3.000 rakyat Bangka di halaman Balai Gemeente (Haminte) Pangkalpinang, yang tak lain adalah Jalan Balai saat ini.

Dengan demikian, “Jalan Balai” bukan hanya sekadar nama jalan di Pangkalpinang. Ia adalah toponimi yang merangkum sejarah panjang pembentukan pemerintahan lokal di bawah kolonial, transisi kekuasaan, hingga momen-momen krusial perjuangan kemerdekaan Indonesia yang disuarakan langsung oleh Proklamator. Sebuah nama yang patut dikenang dan dimaknai, sebagai pengingat akan semangat juang dan fondasi bernegara yang dibangun di tanah Bangka ini.(Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *