JAKARTA,PERKARANEWS – Sidang lanjutan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, terkait kasus dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) Anggota DPR RI 2019-2024 dan perintangan penyidikan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
Dalam sidang kali ini, sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menjadwalkan tiga orang saksi akan dihadirkan untuk memberikan keterangan, yaitu mantan Komisioner Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, Kader PDIP Saeful Bahri, dan advokat Donny Tri Istiqomah. Namun hanya dua orang saksi saja yang hadir di persidangan, Saeful Bahri tidak terlihat dimuka persidangan.
Saksi Agustiani Tio Fridelina mengatakan dirinya memamg ditunjuk sebagai LO (penghubung), bukan ditunjuk secara pribadi oleh tersakwa Hasto, memang posisi saksi sebagai BP Pemilu.
“Apakah pernah ditunjuk oleh terdakwa jadi LO?,” tanya JPU.
“Bukan pribadi pak sekjen, saya kebetulan BP pemilu. Posisi saya sebagai LO,” jawab saksi Agustiani Tio Fridelina yang dipersidangan kerap disebut Tio.
Selanjutnya Tio juga tak menampik bahwa dirinya memang menerima uang dari Saeful Bahri, untuk diberikan kepada Wahyu Setiawan, di Pejaten Village pada 17 Desember 2019. Kemudian uang tersebut disebut sebagai DP opersional. Sedangkan pada tanggal 26 Desember 2019 merupakan penyerahan uang tahap kedua kepada Wahyu Setiawan, saksi Tio menyebut sebesar Rp400 juta. Tio memastikan uang yang akan diberikan ke Wahyu, adalah untuk bisa atau tidak mengabulkan putusan, Tio menyebut Wahyu tidak dapat mengabulkan, kemudian uang yang dijanjikan Saeful tidak diberikan ke Wahyu.
“Karena mas Wahyu tidak bisa, maka uang ini saya pegang ya, untuk uang yang diberikan sebelumnya silahkan pertanggung jawabkan ke Saeful, jangan sampai nanti dikira saya yang makan. Setelah dihitung KPK baru tau uang itu dalam sebesar SGD3800,” ungkap Tio.
Lebih lanjut JPU di persidangan memutar rekaman pembicaraan melalui telepon antara Tio dan Saeful Bahri. Rekaman tersebut mengungkap sempat ada rencana langkah otoriter PDIP memecat Riezky Aprilia untuk memuluskan proses pengurusan PAW Harun Masiku.
“Kalau memang tidak memungkinkan, aku pengen tahu, lo punya jalan keluar enggak untuk masalah ini? Ini kan sekarang kesalahan ada di kalian, kan gitu,” ujar Tio kepada Saeful terdengar dalam rekaman itu.
“Enggak ada way out, enggak ada dong itu solusinya kita tahu, Mbak, mereka itu jangan-jangan postulat, ya, kan. Mereka itu cuma ke PAW way out nya, saudara kalau bicara PAW, Mbak, enggak usah kita operasi, kita langsung pecat aja si itu,” jawab Saeful.
“Ya kalau PAW, Mbak, kita langsung pecat aja, otoriter aja, si Riezky-nya. Butuh KPU enggak? Enggak butuh, cukup administrasi aja,” kata Saeful dalam rekaman.
“Iya. Nah aku coba ngomong lagi,” jawab Tio.
“Sehingga kenapa ada ini, ini adalah opsus (operasi khusus-red), opsus untuk menunjukkan tafsir hukum, gitu dong. Kemudian nanti jam 4 aku bisa hadir kalau dibutuhkan,” jawab Saeful.
Terdakwa Hasto Kristiyanto didampingi istri Maria Ekowati di Pengadilan Tipikor
Hasto didakwa melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, serta Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHAP.
Sidang akan dilanjutkan pemeriksaan saksi-saksi pada pekan depan.(Yuko)
С холодеющим сердцем Иван приблизился к профессору и, взглянув ему в лицо, убедился в том, что никаких признаков сумасшествия в этом лице нет и не было. Заверенный перевод документов: быстро и надежно! Именно, что дело вчера было на Сходне, на даче у автора скетчей Хустова, куда этот Хустов и возил Степу в таксомоторе.
Бродячий философ оказался душевнобольным. знакомства в ставрополе: риски и предостережения Первый был не кто иной, как Михаил Александрович Берлиоз, редактор толстого художественного журнала и председатель правления одной из крупнейших московских литературных ассоциаций, сокращенно именуемой МАССОЛИТ, а молодой спутник его – поэт Иван Николаевич Понырев, пишущий под псевдонимом Бездомный.