SIMPANG KATIS,PERKARANEWS – Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, menghadiri kegiatan panen bersama ikan air tawar budidaya program Smart Farming di kolam ikan milik Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya, Desa Pinang Sebatang, Kamis (06/02/2025).
Smart Farming merupakan program Bank Indonesia untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas pertanian dan perikanan dengan penerapan teknologi digital yang mutakhir.
Algafry menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Indonesia Babel atas dukungan dan kerja sama pengembangan budidaya ikan di Kabupaten Bangka Tengah.
“Alhamdulillah hari ini kita panen bersama untuk dua jenis ikan, yaitu ikan patin dan nila, yang merupakan implementasi program Bank Indonesia. Tak hanya itu, untuk rencana pengembangan dan keberlanjutan, seperti segmentasi pasar nasional, ekspor, eco-edu wisata, juga didukung Bank Indonesia. Sangat luar biasa peran Bank Indonesia dari hulu sampai hilir pun dibantu,” kata Algafry.
Dirinya mengatakan keberadaan program ini mempunyai dampak besar dan sangat membantu pokdakan.
“Dari implementasi automatic feeder yang merupakan bantuan BI Babel, pokdakan mendapat banyak sekali keuntungan mulai dari efisiensi biaya, durasi budidaya yang lebih cepat 10 hari dari budidaya konvensional sebelumnya, serta peningkatan omset. Sebelumnya untuk ikan patin memperoleh omset Rp6.765.000 menjadi Rp7.659.000, dan omset ikan nila yang sebelumnya sebesar Rp4.250.000 menjadi Rp5.585.000. Saya juga berharap budidaya ikan air tawar ini bisa menjadi supply untuk PMBG (Program Makan Bergizi Gratis), karena ikan air tawar juga memiliki kandungan gizi yang tinggi,” ungkap Algafry.
Dengan adanya program ini pengolahan ikan air tawar tidak hanya dijual dalam bentuk segar, namun juga bisa dibuat menjadi produk ikan marinasi (bumbu) dan ikan asap (salai) yang dikelola oleh istri para pembudidaya sehingga memperluas jangkauan pemasaran dan alternatif solusi saat terjadi over supply.
“Saya berharap teman-teman Pokdakan Pinang Raya menjadi contoh bagi pokdakan lainnya untuk terus berkembang. Tidak ada yang tidak mungkin kalau berusaha. Buktinya Pokdakan Pinang Raya yang sudah berdiri sejak tahun 2008 masih tetap eksis,” ucap Algafry.
Sementara itu Kepala BI Perwakilan Babel, Rommy Sariu Tamawiwy, merasa senang atas keberhasilan program ini.
“Kami sangat senang berada disini karena kami menyaksikan hasil dari kerja keras dan kerja sama antar anggota pokdakan, Pemda Bateng, dan Bank Indonesia. Kami ada disini sebagai bank sentral untuk menjadi kawan dan mitra strategis bagi pemda dalam menangani masalah inflasi dan ketahanan pangan,” tutur Rommy.
Dirinya berharap agar kemajuan Pokdakan Pinang Raya bisa menjadi inspirasi pokdakan lainnya.
“Kami memberikan bantuan kepada saudara yang mempunyai semangat juang, harapannya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak hanya automatic feeder, hilirisasi juga kami dukung dengan bantuan berupa mesin oven asap agar pengolahan ikan air tawar semakin maksimal. Dari sini kita bisa melihat bahwa ada potensi ekonomi baru di Bangka Tengah yang harus terus kita kawal. Apabila laut sedang bergelora dan nelayan tidak bisa melaut, budidaya ikan air tawar bisa menjadi alternatif,” imbuhnya.
Ketua Pokdakan Pinang Raya, Feriyadi (43), menjelaskan dibutuhkan jangka waktu kurang lebih 4 – 5 bulan produksi hingga panen budidaya ikan nila dan patin. Bahkan disebutkan Feriyadi, panen skala besar itu rata-rata dengan tebaran 4.000 benih dapat meraih hingga 800 kg ikan nila.
“Sedangkan untuk patin, dari 3.000 tebaran benih yang kita lakukan dapat mencapai target hingga 1 ton 500 kg. Sejak 2013 kita sudah menjual hasil budidaya ikan ini baik ke Pangkalpinang maupun kabupaten lain di (Pulau) Bangka,” ungkap Feriyadi.
Ia pun merasa terbantu dengan bantuan program dari Bank Indonesia serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah kepada para pembudidaya yang ada di Desa Pinang Sebatang.
“Alhamdulillah, dengan bantuan Smart Digital Farming ini masyarakat sangat terbantu. Menggunakan smart digital farming kita bisa melakukan pembudidayaan dengan baik serta teratur, bahkan bisa mengurangi rasio jumlah pakan yang awalnya dengan cara manual itu FCRnya (Feed Conversion Ratio) 1.5 sekarang dengan ini FCRnya menjadi 1.3,” terangnya.
“Tak hanya itu juga, dengan mesin pengasapan ikan yang dibantu oleh BI, juga sangat membantu mengembangkan perekonomian dengan cara inovasi-inovasi baru seperti ikan asap dan marinasi yang saat ini kita kembangkan,” tuturnya.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan business matching pemasaran ikan segar antara Pokdakan Pinang Raya dengan Maimunah selaku pelaku usaha, dan business matching pemasaran olahan hasil perikanan antara Katering Ummi Mutza dengan platform pemasaran digital Mamapia PGK.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan penghargaan dari Bupati Bateng kepada Kepala BI Perwakilan Babel.
Turut hadir dalam kegiatan ini, yakni Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Babel, perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Babel, dan Camat Simpang Katis.(Yuko)