PANGKALPINANG,PERKARANEWS-Salah satu keluarga korban pembullyan dan penyiksaan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) PR jurusan bimbingan konseling Islam (BKI) dapat kelompok 22 kampus IAIN SAS Bangka Belitung mengalami cedera yg serius di bagian lengan bahu kiri kanan akibat dipaksa pus up 100 oleh para seniornya. Kamis,(29/8)
Berdasarkan keterangan kakak korban awalnya PR pergi kampus IAIN SAS Babel untuk mengikuti Ospek dari rumah yang berada di Sungailiat jam 05:00 wib sampai dikampus jam 05:30 wib
“Ternyata adik kami PR ketinggalan topi Ospek dirumah Sungailiat. Melihat temannya pakai topi semua beliau takut dan memutuskan mengambil topi kerumah sehingga menelpon ibu yang dirumah untuk mengantarkan topi ke kampus IAIN SAS Babel,” ungkap Iqbal kakak korban
Selanjutnya PR mengambil topi yang di antar ibunya lalu balik kampus IAIN SAS Bangka Belitung untuk mengikuti Ospek, sampai di kampus sekitar jam 05:45 wib dan masuk kedalam barisan Ospek
“Karena PR terlambat 15 menit akhirnya mendapatkan hukuman berupa 100 kali push up, naas akibat hukuman tersebut adik kami mengalami cedera yang serius di bagian lengan bahu kiri kanan, sehingga harus dibawa ke klinik terdekat untuk diperiksa,”jelasnya
Berdasarkan keterangan dari dokter klinik, kalo tidak ditangani cepat atau mendapatkan hukuman yg berlebihan dari push 100 kali bisa mengakibatkan pergeseran sendi bahu berakibat fatal ke pembuluh darah merah pecah dan berimbas berujung cacat.
“Kami dari pihak keluarga meminta tanggung jawab penuh atas kegiatan Ospek IAIN SAS Babel terhadap adik kami karena sudah 2 hari dari pulang Ospek, PR tidak bisa mengangkat tangan nya ke atas dan memakai pakai berupa baju terasa sangat sakit,”sebutnya
Iqbal juga menyebutkan untuk itu semua dari pihak keluarga akan memproses kasus Ospek ini ke jenjang serius apabila tidak ada respon baik dari pihak kampus.
“Kami sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak panitia Ospek kampus IAIN SAS Babel untuk mempertanyakan seperti apa permasalahan ini terjadi, adik kami PR yang tadinya sehat jasmani dan rohani kini mengalami trauma dan kesakitan akibat hukuman berlebihan yang diberikan oleh panitia Ospek, tapi kami tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa, malah dioper sana kemari dan semuanya mau lepas tanggungjawab. Jika hal ini tidak segera ditindaklanjuti kami akan menempuh jalur lain untuk mendapatkan keadilan buat adik kami tersebut,” cetusnya
Awak media mencoba meminta klarifikasi ke pihak kampus IAIN SAS Babel untuk mempertanyakan seperti apa proses Ospek yang dilakukan sehingga menelan korban dan calon mahasiswa baru mengalami trauma dan kesakitan yang sangat mendalam, hingga berita ini diterbitkan belum ada jawaban dari pihak kampus dan panitia Ospek juga saat dikonfirmasi seperti tidak mau bertanggung jawab dan mengangap hukuman pus up itu sudah biasa dilakukan.(Yuko)