PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Belum kelar dugaan kasus korupsi tata niaga komoditas timah diwilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT Timah Tbk yang melibatkan 3 penjabatnya. Kini giliran RBS perlakukan pedagang buket seperti “Binatang”.
Diketahui, RBS saat ini menjabat General Affairs dan Aset Management PT Timah memperlakukan pelaku UMKM buket tidak seperti manusia dengan berkata kasar dan angkuh mengusir para usaha buket yang mengais rezeki saat acara kelulusan salah satu SMA, pada Kamis (25/4/2024) di Gedung Serba Guna Graha PT Timah.
Sikap RBS yang terkesan sombong dan angkuh dengan berkata kasar kepada pelaku usaha kecil musiman itu mendapatkan reaksi dari para pedagang musiman buket dengan membuat surat cinta kepada penjabat PT Timah tersebut.
“Kepada Yang Gila Hormat.
Bapak Robet, General Affairs & Aset Management PT Timah.
Pak, ingat baik-baik. Hidup hanya sementara jadi jangan sombong anda. Mentang-mentang punya jabatan tinggi, jadi tidak memanusiakan manusia.
Kami seakan-akan seperti “BINATANG”, bapak perlakukan. Jangan pandang pedagang kecil rendah dimata bapak, jadi seenak-enaknya menghina dan mengusir kami.
Semoga bapak sehat selalu, agar karangan bunga akan segera kami dikirimkan,” tulisnya.
Rasa kesal dan kekecewaan para pedangan kecil musiman ini memuncak karena diperlakukan secara tidak manusiawi seakan mereka seperti binatang yang sedang mengais rezeki dari acara kelulusaan tersebut.
“Kami ini hanya pedagang kecil musiman, yang mengais rezeki dari jualan buket atau hiasan karangan bunga untuk dijadikan hadiah atas kelulusan. Berjual pun tidak mengunakan tenda atau meja, hanya beralaskan terpal atau ngampar dan juga tidak membuat kotor lingkungan kantor PT Timah,” ungkap pedagang buket dengan rasa geram.
Ia juga menjelaskan kronologis kejadiaan atas perilaku kasar penjabat PT Timah tersebut saat itu sedang ada acara kelulusan salah satu SMA di Kota Pangkalpinang yang dilaksanakan di gedung milik PT Timah karena sedang acara tersebut sekitar sepuluh pedagang mencoba mengais rezeki ditengah lesunya perekonomian saat ini.
“Awalnya kami sudah minta izin terlebih dulu ke pihak panitia acara kelulusan tersebut, kami pun menjajakan buket-buket yang telah jadi (siap jual) dengan cara mengelar dagangan kami ditanah mengunakan alas terpal. Tiba-tiba datang lah penjabat tersebut mengusir dan menghina kami dengan kata-kata kurang mengenakan yang terkesan sombong, angkuh dan tidak berperikemanusiaan,” tegasnya.
Ia merasa sebagai pedagang kecil ketika diperlakukan dengan kasar dan tidak dimanusiakan. Coba lah sampaikan dengan cara dan kata-kata yang baik, pasti pindah kok jika memang pihak PT Timah tidak mengizinkan kami berjualan.
“Kami ini hanya pedagang kecil dan mengais rezeki dari jualan buket, berapa lah untungnya. Tapi jika diperlakukan dengan kasar dan tidak terhomat oleh penjabat PT Timah tersebut. Merasakan kami sudah seperti binatang yang kotor dan hina,” tutupnya.
Awak media mencoba mengklarifikasi kepada RBS penjabat PT Timah tersebut melalui No 0811 711xxxx tetang permasalahan tersebut. Walaupun sudah diterima dan dibaca, tapi tidak ada jawaban yang diberikan. Hingga berita ini diturunkan masih diupayakan untuk mendapatkan klarifikasi dan jawabanya.(Yuko)