Skandal Gelap Muatan Tongkang Nusantara 2501. Penyataan Manajer Operasional Pelindo dan BP3L Babel Berbeda

PANGKALPINANG,PERKARANEWS — Skandal gelap muatan kapal tongkang Nusantara 2501 yang bersandar di Pelabuhan Pangkalbalam Kota Pangkalpinang dengan tujuan Singapura. Penyataan Manajer Operasional PT Pelindo bertolak belakang dengan kepala Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ada dugaan permainan gelap dalam aktifitas bongkar muat di pelabuhan Pangkalbalam oleh oknum-oknum nakal yang mengakali aturan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Bagaimana tidak sebelum, Selasa (19/3/2024) malam, Taufiq Budi mengatakan bongkar muat 12 kontainer peti kemas belum dilengkapi dokumen lengkap tapi sudah bisa dimuat ke tongkang Nusantara 2501 tujuan Singapura.

“Untuk Manifesnya, besok baru dikirim dari agennya, benar muatannya timah dan sahang mengunakan agen Global. Kalau smelter yang mengirim saya kurang tahu, nanti ketahuan apa isi didalamnya,” ungkap Taufiq Budi kepada Awak media.

Bacaan Lainnya

Misteri akan belayarnya kapal tongkang Nusantara 2501 dari pelabuhan Pangkalbalam tujuan Singapura ditemukan keanehan-anehan saat awak media kelapangan.

Baru ini statmen Taufiq dimedia terkesan aneh dan tidak sesuai. Selain itu, tidak benar bahwa dalam satu kontainer yang isinya bercampur antara komoditas timah dan lada, karena pihak pengirimnya berbeda tapi dikirim menggunakan satu kapal yang sama.

“Memang ada, itu kalau rinciannya sesuai manifes itu ada 12 kontainer isi timah dan ada 5 kontainer isi lada, iya terpisah, di sini kalau kontainer timah isinya timah semua, kalau lada ya lada,” kata Taufiq Budi, Rabu (20/3/2024). Dikutif dari Bangka Pos.

Awak media menemukan adanya kejangalan dari aktifitas bongkar muat kapal Tongkang Nusantara 2501 mencoba menanyakan apakah benar kontainer atau peti kemas tersebut muatannya atau hanya akal-akalan saja.

Saat dihubungi kepala Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rafki Hariska mengatakan kalau untuk lada hanya satu kontener saja bukan 12 kontainer.

“Kalau yang mengajukan ada, tapi tidak tau kapan shiping mereka,” ungkap Rafki Hariska melalui pesan Wa pribadinya.

Kepala BP3L Babel juga menanyakan kembali perusahan siapa yang mengatakan ada pengiriman lada sebanyak 5 kontainer itu tidak benar.

“Yang punya barang e PT ap kando?. Biar kite cek di data kite,” tanya kepala BP3L Babel.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh BP3L Babel ternyata hanya pengiriman lada hanya satu kontainer dengan berat 13 ton saja dan benar tujuanya singapura melalui pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang.

“Dari PT Panen Bangka 15 ton, kami hanya 1 kontainer saja. Itu yang terdaftar di kita,” tutup Rifki. (Awam Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *