PANGKALPINANG,Perkaranews.com-Ada yang menarik dalam kegiatan Haul Depati Amir ke 153 tahun yang diselenggarakan oleh Masyarakat Sejarahwan Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka belitung (MSI Babel) ada sebuah pertanyaan dimana Plakat dan Piagam Pahlawan Nasional Pertama Babel Depati Amir yang tertumpah kopi itu berada saat ini ?
Pertanyaan tersebut ditanyakan oleh salah satu tamu undangan yang ikut hadir dalam acara Haul atau memperingati hari meningggal Sang Patriot permersatu keindonesia-an tersebut Depati Amir ke 153 tahun yang diselenggarakan di Pondok Tuas Babel
Yudi mengungkapkan kepada narasumber Haul Depati Amir ke 153 tahun yang dihadiri oleh Datu Akhmad Elvian, Ketua LAM Babel Prof. Busatami, Rektor Universitas Muhammadyah Babel Ustad Fadilah dan Sejarawan muda Ali Usman. Rabu,(28/9) malam
“Dimana Plakat dan Piagam Pahlawan nasional Depati Amir yang ditetapkan oleh Presiden RI Berada Saat ini ?,” tanya Yudi
Tidak hanya itu saja Yudi yang juga mantan ketua Tim Kampaye Pahlawan nasional Babel mengungkapkan bahwa piagam Pahlawan nasional Depati Amir dari Presiden tersebut aslinya sudah tertumpah kopi
“Piagam asli Depati Amir ditetapkan jadi Pahlawan nasional sudah tertumpah kopi setengah kertas piagam tersebut ditutupi oleh kopi. Kejadian itu terjadi dirumah panglima Johan Murot,” ungkapnya
Ia juga berharap piagam yang tertumpah kopi dan plakat penetapan Depati Amir sebagai Pahlawan nasional pertama agar bisa dipajang dan dilihat oleh generasi muda sebagai bukti kongrit Babel punya Pahlawan nasional
“Saya pernah bertanya kepada almahum Mohtar Baheren yang penerima plakat dan piagam Depati Amir sebagai Pahlawan nasional pertama Babel, bahwa plakat dan piagam dari Presiden Jokowidodo tersebut sudah diserahkan ke Babel tapi lupa orang yang mengambilnya,”sebutnya waktu itu
Sementara itu Datuk Johan Murot mengakui dan membenarkan bahwa piagam Depati Amir sebagai pahlawan nasional dari Presiden RI tersebut sudah tertumpah kopi setengah
“Benar, piagam Depati Amir sebagai Pahlawan nasional sudah tertumpah kopi, saat itu Mochtar Bahren pagi-pagi datang kerumah saya, dan disungguhi kopi oleh istri saya. Tiba-tiba kopi tersebut tumpah tetap diatas piagamnya,”jelasnya
Johan Murot pun menambahkan sampai kini tidak tau menahu dimana piagam tersebut berada, apakah dibawa ke Kupang atau di Babel.(Yuko)