PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Sikap bagaikan penjahat yang terpergok di depan mata publik, itulah kesan yang ditorehkan oleh perwakilan Rumah Sakit Bhakti Timah (RSBT) Pangkalpinang. Kamis,(4/9)
Setelah kasus meninggalnya seorang bocah 11 bulan di rumah sakit tersebut ramai diberitakan, manajemen dan humas RSBT menghilang bak ditelan bumi saat mediasi di Kantor Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang.
Mereka memilih kabur lewat pintu belakang, meninggalkan awak media yang sudah menunggu berjam-jam dalam kebingungan dan kekesalan.
Wajah Ari Fianto, sang ayah korban yang merupakan seorang anggota kepolisian, menyimpan luka yang teramat dalam.
Meskipun ia mencoba terlihat ikhlas dan tegar, sorot matanya tak dapat menyembunyikan kesedihan atas kepergian putra kesayangannya. Ia datang mengenakan seragam dinas, seolah meminta agar keadilan dapat ditegakkan.
Kepada awak media, Ari menegaskan bahwa kasus ini akan terus berlanjut. Ia telah dipanggil oleh Kapolres dan berharap ada penjelasan yang transparan dari pihak rumah sakit.
“Kematian anak saya butuh sebuah penjelasan,” ujarnya dengan suara lirih.
Namun, harapan itu berhadapan dengan tembok tebal saat perwakilan RSBT menghilang seperti penjahat yang tidak ingin bertanggung jawab.
Aksi kucing-kucingan ini menunjukkan ada udang di balik batu. Perwakilan RSBT Pangkalpinang seolah sengaja menghindari wartawan, menganggap mereka sebagai musuh.
Mereka seperti perampok yang masuk lewat pintu depan dan keluar secara sembunyi-sembunyi dari pintu belakang.
Padahal, tujuan awak media hanya satu? mencari informasi yang sejelas-jelasnya agar tidak muncul berita hoaks di masyarakat. Sikap tidak profesional ini menuai kecaman dan menimbulkan pertanyaan besar.
Mengapa RSBT harus bertingkah seperti penjahat yang kabur dari tanggung jawab? Apakah ada yang disembunyikan di balik insiden tragis ini?
Aksi RSBT ini bukan hanya menciderai etika profesional, tetapi juga menambah runyam masalah yang sudah pelik, membuat publik semakin geram dan menuntut kejelasan yang seadil-adilnya.(Yuko)