PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Kompleks Makam Tionghoa Sentosa Pangkalpinang, sebuah situs bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan segudang kisah yang jarang terungkap. Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia, baru-baru ini menguak fakta menarik mengenai berdirinya kompleks pemakaman megah ini.
Menurut Dato’ Akhmad Elvian, kompleks makam Sentosa didirikan oleh empat tokoh penting: Yap Fo Sun (wafat 1972), Chin A Heuw (wafat 1950), Yap Ten Thiam (wafat 1944), dan Lim Sui Cian (tahun wafat tidak jelas, diperkirakan masa pendudukan Fasisme Jepang). Nama-nama ini terukir dalam prasasti tugu pendiri makam yang terletak di sisi Barat Paithin, rumah tempat sembahyang di kompleks tersebut.
Sejarah pembangunan kompleks makam ini dimulai pada tahun 1935 Masehi, tepatnya di masa Pemerintahan Residen Mann, CJ (1934-1942) di Kota Pangkalpinang. Kompleks ini, yang kerap disebut dengan Ngi Cung, kini membentang luas di Jalan Bukit Abadi, sisi Timur Jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang, dengan total luas mencapai 199.450 m² (19,945 hektar).
Sebelum diresmikan menjadi Kompleks Makam Sentosa pada tahun 1935, area ini sudah dikenal sebagai lokasi “Chineesche Graven” atau makam orang China (Tjhunghua Kung Mu Yen). Hal ini terungkap dari peta “Resident Bangka en Onderh. Opgenomen door den Topografischen dienst in 1928-1929 Blad 34/XXV d.” yang menunjukkan banyaknya makam China di Distrik Pangkalpinang, tepatnya di Steenen kilometerpaal 3 (Tugu 3 kilometer) di sisi Timur jalan beraspal menuju Distrik Koba. Peresmian kompleks makam ini ditandai dengan pembangunan pintu gerbang, Paithin, dan tugu pendiri makam.
Di antara ribuan makam di Kompleks Pemakaman Sentosa, terdapat satu makam yang mencolok karena ukuran dan kemegahannya: makam Oen Nyiem Foek. Berlokasi di sisi Selatan jalan utama pemakaman, makam ini diperkirakan dipugar sekitar tahun 1915 Masehi. Hal ini berdasarkan tulisan “Min Kwet Sin Ngian” pada Bongpai makam, yang berarti “makam dipugar di Tahun Keempat pemerintahan Sun Yat Sen”.
Lebih dari sekadar makam, Oen Nyiem Foek adalah sosok penting dalam sejarah Pangkalpinang. Berdasarkan Regeeringalmanak voor Nederlandsch-Indie, 1893, Oen Nyiem Foek menjabat sebagai Kapitien/Luitenant Der Chinezen Afdeling Pangkalpinang sejak 18 Desember 1879. Ia adalah keturunan dari Oen Men Chiew, yang makamnya berada di Kampung Besi (Thiatfu), tak jauh dari Kelenteng Fuk Tet Che (kini Simpang Semabung).
Silsilah keluarga Oen bahkan dapat ditelusuri hingga leluhurnya, Oen Chi Phin, yang datang dari Liuk Fung ke Pulau Bangka sekitar tahun 1725-1733. Makam Oen Chi Phin sendiri terletak di Kampong Tjoihin Sungailiat. Ini menjadikan Oen Nyiem Foek sebagai generasi ketiga keluarga Oen yang menetap dan berkontribusi di Pulau Bangka.
Sejarah Kompleks Makam Tionghoa Sentosa ini menunjukkan betapa kayanya warisan budaya dan sejarah di Pangkalpinang, yang patut terus digali dan dilestarikan.(Yuko)