PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Sebuah catatan sejarah penting kembali diulas. Kali ini, Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, menyoroti toponimi atau asal-usul nama “Kampung Layang” yang memiliki peran vital dalam jejak perjuangan di Bangka.
Kampung Layang, bukan sekadar nama, melainkan saksi bisu sebuah perundingan bersejarah yang melibatkan pahlawan Bangka, Depati Amir, dengan komandan detasemen militer Belanda, Lettu Dekker.
Menurut Dato’ Akhmad Elvian, perundingan krusial itu terjadi pada hari Ahad, tanggal 4 Agustus 1850, bertepatan dengan Tanggal 25 Ramadhan 1266 Hijriah. Momen istimewa di akhir bulan suci Ramadhan ini terungkap dari surat Inspektur Pengawasan Zending di Pulau Bangka kepada Gubernur Jenderal, yang tertanggal 16 Agustus 1850 dengan nomor La R (Rahasia) (ANRI geh. Bt 17-91850 nomor 1).
Dalam surat tersebut, Inspektur melaporkan bahwa pada 4 September 1850, Letnan Dekker telah bertemu dengan Depati Amir di Layang. Depati Amir bahkan berinisiatif meminta Inspektur untuk datang ke Layang. Ini menunjukkan adanya upaya komunikasi dan keinginan Depati Amir untuk mencapai kesepakatan.
Dato’ Akhmad Elvian merinci, dalam perundingan tersebut, Depati Amir datang dengan kekuatan yang cukup signifikan. Sekitar 300 orang pengikutnya, dengan 40 orang bersenjata lengkap dan 160 orang dilengkapi senapan siap pakai, menunjukkan kesiapan Depati Amir dalam menghadapi situasi apapun.
Sementara itu, kekuatan detasemen militer Belanda di Layang tergolong terbatas. Mereka hanya memiliki 35 serdadu, di antaranya 3 serdadu Eropa, dan beberapa di antaranya bahkan sakit demam.
Tangsi atau markas mereka di Layang pun disebutkan dalam kondisi kecil. Meski Depati Amir telah menunjukkan niat baik, bahkan memberikan hadiah ayam dan durian kepada Dekker, perundingan di Kampung Layang berakhir dengan kegagalan.
Ini menggarisbawahi bahwa perbedaan pandangan dan kepentingan kolonialisme Belanda kala itu terlalu kuat untuk dijembatani oleh niat baik semata.
Menariknya, Dato’ Akhmad Elvian juga menjelaskan asal-usul nama “Kampung Layang”. Toponimi ini tidak lepas dari keberadaan spesies burung yang dikenal sebagai burung Layang-layang (dari famili Hirundinidae). Burung ini dicirikan oleh adaptasinya dalam berburu makanan di udara. Famili Hirundinidae sendiri terbagi menjadi dua subfamili, yakni Pseudochelidoninae dan Hirundininae.
Dengan demikian, Kampung Layang bukan hanya sebuah lokasi geografis, melainkan juga sebuah narasi sejarah yang kaya. Dari perundingan yang gagal hingga asal-usul namanya yang unik, Kampung Layang tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari lembaran sejarah Bangka yang perlu terus diingat dan dipelajari.(Yuko)
İçerenköy su kaçak tespiti Bayrampaşa su kaçağı tespiti: Bayrampaşa’da su kaçakları için garantili hizmet. https://sosyalanne.com/read-blog/5559
Kanarya su kaçak tespiti Fiyat konusunda dürüstler, sürpriz fatura çıkmadı. https://aipair.io/read-blog/5005