Pangkalpinang, PerkaraNews.com – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin, berbicara peluang potensi ekonomi di Bumi Serumpun Sebalai. Menurutnya, Babel jangan terus bergantung pada industri pertambangan.
Menurutnya, dengan kondisi lahan kritis yang cukup luas di Babel, itu merupakan hal yang harus segera dibenahi. Lahan tersebut semaksimal mungkin harus dimanfaatkan agar dapat produktif, dan memberikan potensi ekonomi. Salah satunya adalah potensi minyak atsiri yang berasal dari pohon sapu-sapu.
“Kita jangan semata-mata bergantung dari pertambangan, kita harus mencari peluang lain. Salah satunya pengembangan potensi minyak atsiri,” ujar Pj Gubernur saat menyampaikan sambutan dalam acara Ramah Tamah bersama Dewan Komisaris Mining Industry Indonesia (MIND ID) di Ruang Mahligai Rumah Dinas Gubernur, Kamis (26/1).
Saat ini, minyak atsiri merupakan komoditas yang dibutuhkan berbagai negara untuk industri obat-obatan, parfum, kosmetika, pengolahan makanan/minuman, aromaterapi, dan lain-lain. Melihat potensi nilai ekonomi yang besar dari produk turunan tersebut, ia menilai penanaman pohon sapu-sapu di lahan pasca tambang dapat menjadikan industri pertambangan menguntungkan dari dua sisi.
“Keuntungan pertama dari pendapatan hasil pertambangan, dan sisi lainnya, pemanfaatan lahan bekas tambang bisa menghasilkan nilai ekonomi. Jadi langkah yang kita lakukan bukan hanya sekedar penghijauan,” katanya.
Hal serupa juga diutarakan Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo. Ia menyiratkan bahwa lambat laun mineral pertambangan akan habis, sehingga pihaknya merancang program untuk mereklamasi lahan bekas tambang untuk diolah menjadi lahan yang memiliki nilai ekonomi.
Khusus di Babel, ia melihat potensi dari pohon sapu-sapu yang banyak terdapat di wilayah Belitung. Pihaknya berinisiatif untuk berkolaborasi dengan Pemprov. Kep. Babel dengan menyalurkan bantuan kepada masyarakat berupa mesin penyulingan untuk menghasilkan minyak atsiri.
“Tadi juga disampaikan bahwa harga 1 kilogram minyak atsiri itu 300 ribu rupiah, pembelinya sudah ada, dan akan diekspor ke Eropa. Ini yang menjadi pertimbangan kami,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, MIND ID selalu berkomitmen untuk senantiasa menjaga aspek keselamatan lingkungan di masa mendatang dengan cara menjaga keseimbangan dan kesinambungan ekosistem.
“Sehingga mari kita bangun bangsa kita dengan memberikan literasi bahwa lebih banyak aktvitias yang bisa dilakukan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, bukan hanya pertambangan. Kasihan dengan anak cucu kita di masa depan,” katanya.
Adapun paket program kolaborasi CSR Group MIND ID dalam mengembangkan potensi minyak atsiri yang diberikan kepada Pemprov. Kep. Babel berupa mesin penyuling minyak atsiri berkapasitas 1 ton termasuk instalasi dan pelatihan, pembangunan tempat mesin penyulingan dan gudang penyimpanan, motor gerobak, dan modal kerja. (R5/RLS)