Sejarah Adanya Timah Di Kepulauan Bangka Belitung


BANGKA – BELITUNG, Perkaranews.com, Bicara tentang riwayat Belitung, maka Kita tidak akan melupakan kisah Pertambangan Timah. Cerita Pertambangan Timah di Belitung memang sangat melegenda.

Bahkan begitu melegendanya, kisah Pertambangan Timah di Belitung digambarkan dalam Novel dan Film Laskar Pelangi yang terkenal tersebut.

Bacaan Lainnya

Timah memang menjadi salah satu hasil Bumi dan Komoditas paling besar di Belitung. Meskipun sekarang sudah tidak ada perusahaan yang melakukan kegiatan Pertambangan Timah skala besar, namun sejarahnya masih menarik untuk ditelusuri.

Lalu, seperti apakah kisah Pertambangan Timah di Belitung ? Inilah ceritanya.

Awal Mula Kegiatan Pertambangan Timah Belitung, Sejarah Pertambangan Timah di Belitung sendiri sudah ada sejak lama yakni sejak Tahun 1852. Semua berawal dari Penemuan Timah di Belitung Tahun 1823 oleh JP. De La Motte yang merupakan Kapten berkebangsaan Belgia dan menjabat Asisten Residen di Belitung.

Pada awalnya, Penambangan Timah direncanakan oleh Inggris, tapi karena ada Traktat London di Tahun 1850, maka penambangan pun dialihkan ke Pemerintahan Belanda yang kemudian dikelola oleh perusahaan bernama Billiton Maatschapij.

Billiton Maatschapij sendiri merupakan Perusahaan Swasta yang dimiliki John Loudon dan rekan-rekannya dengan mengendalikan dan mendominasi Tambang dan Penambang Timah di Belitung selama 1 abad lamanya.

Perkembangan Pertambangan Timah di Belitung

Awalnya, pengelolaan Tambang Timah di Belitung ini dijadikan satu dengan Bangka. Karena begitu pesatnya perkembangan Pertambangan Timah di Belitung, maka pada Tahun 1852, Pertambangan Timah di Belitung kemudian dipisahkan dari Bangka. Pemisahan ini terutama pada urusan Administrasi dan Kewenangan Penambangan Timah.

Pemisahan ini sendiri dilandasi atas alasan menghindari pengaruh buruk dari Residen Bangka yang iri melihat Pertambangan Timah di Belitung yang berkembang pesat.
Perkembangan Timah di Belitung yang pesat antara Tahun 1875 hingga 1891, membuat produksi Timah di Belitung mampu menyamai Bangka.

Meski luas wilayah Eksplorasi Tambang yang pertama tak sampai setengah dari yang kedua, namun hasil Tambang yang didapatkan terbilang tinggi.

Dari Pertumbuhan Timah di Belitung yang pesat tersebut, membuat Billiton Maatschapij mampu menyumbang 750 Ribu Gulden untuk Perbendaharaan Hindia Belanda.

Buruh Tambang Timah
Pada abad ke-19.

Buruh-buruh dari China berdatangan ke Bangka-Belitung untuk menjadi Kuli Tambang tlTimah. Buruh-buruh yang datang dan bekerja di pertambangan Timah di Belitung ini langsung dibayar setelah mereka bekerja setiap harinya, sesuai hasil yang mereka peroleh. Kemudian setiap awal tahun para Buruh Timah Belitung memiliki hak untuk memilih “numpang” atau unit kerja yang mereka anggap baik.

Dan khusus para Buruh dari Cina, maka setelah bekerja tiga tahun dan tidak memiliki hutang, mereka punya hak untuk mengajukan permohonan pulang ke Cina dengan biaya perusahaan.

Fasilitas lain yang diterima para Buruh tambang di Belitung adalah adanya Rumah Sakit Khusus untuk para Pekerja tersebut. Menilik dari berbagai fasilitas para pekerja yang ada di Belitung memang didapati keadaan yang lebih baik dibanding para Pekerja di Bangka. (Sejarah Timah – Aldo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *