SKANDAL TAMBANG ILEGAL MERBUK KENARI MERAJALELA: Diduga Dibekingi Keluarga Oknum Polres Bangka Tengah, Sarwo, Yuli, dan Rian Terlibat?

BANGKA TENGAH, PERKARANEWS.COM — Aktivitas Penambangan Ilegal (PETI) di kawasan Merbuk Kenari, Desa Nibung, Bangka Tengah, kini memasuki babak yang sangat krusial dan mencengangkan. Meski penertiban sudah berulang kali dilakukan, aktivitas terlarang ini justru semakin merajalela, menguatkan dugaan bahwa para penambang beroperasi dengan nyaman dan bebas dari rasa takut karena adanya bekingan dari pihak internal aparat penegak hukum. Rabu,(19/11).

 

Dugaan bekingan ini bukan isapan jempol. Berdasarkan data dan keterangan lapangan yang berhasil dihimpun oleh awak media, terungkap beberapa nama yang diduga kuat terlibat dalam skandal PETI Merbuk Kenari, yang ironisnya memiliki ikatan kekeluargaan dengan oknum anggota Polres Bangka Tengah.

 

Bacaan Lainnya

Data yang dikumpulkan di lokasi mengarah pada tiga nama yang berperan sebagai koordinator dan beking lapangan, yakni:

Yuli (Koordinator): Disebut-sebut sebagai istri muda dari anggota Polres Bangka Tengah berinisial Sarwo. Yuli bahkan dikabarkan telah diambil Berita Acara Pemeriksaan (BAP)-nya oleh penyidik Tipiter Polres Bangka Tengah.

 

Rian (Koordinator Lapangan): Diduga kuat adalah adik kandung dari Kasi Propam Polres Bangka Tengah. Keterlibatan Rian tentu memunculkan tanda tanya besar terkait integritas institusi.

 

Reno: Nama ini disebut sebagai pihak yang selama ini melindungi dan memuluskan aktivitas Yuli dan Rian di lapangan.

Adapun Sarwo disebut-sebut sebagai Koordinator E di lapangan, yang semakin memperjelas dugaan keterlibatan internal kepolisian.

 

Aktivitas tambang ilegal di Merbuk Kenari ini telah menjadi bom waktu bencana alam. Jelas-jelas melanggar aturan, PETI ini berpotensi besar mengancam keselamatan masyarakat Desa Nibung dengan risiko banjir bandang dan tanah longsor akibat kerusakan ekosistem.

 

Ironisnya, saat penertiban dilakukan, para penambang justru melakukan perlawanan. Hal ini terbukti dari insiden kericuhan yang bahkan nyaris terjadi adu jotos saat masyarakat melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Bangka Tengah. Para penambang menolak ditertibkan dengan alasan PETI adalah satu-satunya sumber penghidupan keluarga, meskipun aktivitas tersebut merugikan dan mengancam hajat hidup orang banyak.

 

Hingga berita ini diturunkan, awak media telah berupaya mengkonfirmasi langsung kepada Kapolres Bangka Tengah terkait dugaan serius keterlibatan keluarga oknum anggotanya dalam pusaran tambang ilegal ini. Publik menanti ketegasan aparat dalam menindak bekingan internal yang diduga membuat aktivitas ilegal ini kebal hukum. (Yuko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *