PANGKALPINANG,PERKARANEWS.COM – Selama hampir tiga minggu, aktivitas penambangan timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka Barat, nyaris lumpuh total. Kondisi ini memicu kekhawatiran para penambang yang kini terancam kehilangan mata pencaharian.
Heru (33), seorang penambang asal Desa Belo Laut, mengungkapkan kegundahan itu saat mengikuti Aksi Damai penambang se-Babel di Kantor DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Rabu (10/09/25).
Ia dan rekan-rekannya merasa tertekan oleh razia yang dilakukan oleh Satgas PT Timah dan pihak Kepolisian.
“Kami para penambang minta perlindungan kepada wakil rakyat yang ada di DPRD ini,” ujar Heru kepada awak media.
“Hampir tiga minggu tidak kerja, kalau kerja kami takut ditangkap dan tidak ada yang membeli timah kami. Kalau seperti ini terus bisa mati kelaparan.”paparnya
Lebih lanjut, Heru menyampaikan harapannya agar para pemangku kebijakan, termasuk Ketua DPRD, Gubernur Babel, dan Kapolda Babel, dapat menghentikan razia tambang.
Ia memohon agar tindakan terhadap penambang rakyat tidak bersifat represif, sehingga mereka bisa kembali bekerja dengan aman.
“Teruntuk Gubernur, Kapolda dan Ketua DPRD, tolonglah rakyat Babel ini,” pinta Heru.
“Hentikan razia tambang, kami ingin kerja, biarkan kami menikmati hasil bumi daerah kami tercinta. Dan satu lagi, untuk kolektor timah bisa membeli dengan harga yang pantas, jangan menekan penambang.”tambahnya
Permintaan ini menegaskan dua masalah utama yang dihadapi para penambang, ancaman penangkapan dan rendahnya harga beli timah oleh para kolektor. Dengan kondisi ini, para penambang berharap ada solusi nyata dari pemerintah agar mereka bisa bekerja kembali dan mendapatkan penghasilan yang layak.(Yuko)